Nama                : Michelia Izza
NIM Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â : 151240202
Kelas                 : HI-G
Mata Kuliah          : Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu     : June Cahyaningtyas SIP., M.Sc
Tanggal rilis awal: 28 September 2023
Sutradara: Rob Sixsmith
Produser: Jessica Lee Chu En; Rob Sixsmith
Perusahaan produksi: Beach House Pictures
      Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso merupakan sebuah film dokumenter yang dirilis oleh Netflix pada tanggal 28 September 2023. Film ini mengangkat kembali kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin pada tanggal 6 Januari 2016 dan menjadikan Jessica Wongso, sahabat Mirna sebagai tersangka yang dituduh memberikan sianida pada ke dalam kopi yang diminum oleh Mirna. Kasus ini menjadi salah satu kasus yang paling kontroversial di Indonesia.
      Film ini dimulai dengan Mirna Salihin dan Jessica Wongso yang merupakan sahabat baik saat kuliah di Australia, mereka berdua memiliki hubungan yang begitu erat. Pada suatu hari, tanggal 6 Januari 2016 Mirna, Jessica, dan teman-teman mereka memutuskan untuk bertemu di café Olivier yang terletak di Jakarta Pusat. Pada saat itu Jessica telah tiba di Café Olivier terlebih dahulu dibanding dengan Mirna dan teman-temannya yang lain, Jessica memesan kopi Vietnam untuk Mirna. Setelah Mirna dan teman-temannya yang lain datang merekapun berbincang dan menikmati kopi yang telah dipesan. Namun, sesaat setelah Mirna meminum kopinya dia mengalami kejang-kejang. Mirna segera dibawa ke rumah sakit dan dinyatakan meninggal karena kandungan sianida dalam kopi yang telah diminumnya.
      Polisi segera datang ke Café Olivier untuk melakukan pengecekan dan menetapkan Jessica sebagai terdakwa atas meninggalnya Mirna.  Namun, bukti-bukti yang ditemukan tidak cukup jelas untuk menjadikan Jessica sebagai terdakwa. Ketika Mirna diperiksa dalam waktu 70 menit setelah kematiannya dalam lambungnya tidak terdapat sianida. Menurut hasil berita acara dari ahli toksikologi telah menemukan 0,2mg perliter dari sianidia di dalam lambung Mirna setelah 3 hari Mirna dinyatakan meninggal. Sedangkan, lethal dosis sianida yang menyebabkan kematian adalah 50 hingga 176mg. Hal ini membuat adanya keraguan di masyarakat.
      Film ini mendokumentasikan rangkaian kronologis persidangan Jessica Wongso yang berlangsung dari bulan Januari 2016 hingga bulan Oktober 2016 yang menyita perhatian masyarakat Indonesia. Otto Hasibuan selaku pengacara terdakwa Jessica Wongso berusaha membuktikan bahwa kliennya tidak bersalah dengan menghadirkan sejumlah bukti material dan kesaksian untuk membangun argumentasi bahwa Jessica Wongso tidak bersalah. Namun, di sisi lain terdapat Edi Darmawan selaku ayah dari korban yaitu Mirna Salihin berusaha meyakinkan masyarakat bahwa Jessica harus bertanggung jawab atas kematian Mirna. Dalam wawancara, Edi Darmawan mengekspresikan pandangannya dengan tegas, ia menyatakan "Jessica ini kayak setan. Jiwanya seperti setan," yang mencerminkan kebenciannya terhadap Jessica dan keyakinannya akan kesalahan yang dilakukan Jessica. Meskipun ada keraguan yang muncul di masyarakat mengenai keterlibatan Jessica, majelis hakim akhirnya memutuskan bahwa Jessica Wongso bersalah dan menjatuhkan hukuman penjara selama 20 tahun.
      Melalui penyajian film dokumenter ini, berbagai aspek yang masih menjadi tanda tanya besar dalam proses peradilan hingga vonis yang dijatuhkan oleh majelis hakim diulas secara mendalam. Sejumlah kalangan mengajukan perspektif berbeda dengan menyatakan kemungkinan bahwa Jessica tidak bersalah, sambil mengemukakan bahwa masih ada berbagai elemen penting yang seharusnya mendapat pertimbangan lebih lanjut dalam kasus ini.
      Film dokumentasi Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso menyajikan sebuah narasi yang kompleks mengenai kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin yang melibatkan Jessica Wongso. Film ini menggabungkan elemen dokumenter dengan thriller, menjadikannya menarik bagi penonton. Penyajian cerita yang dramatis dan mengundang rasa penasaran berhasil menarik perhatian audiens, terutama di kalangan masyarakat Indonesia yang menyukai drama dan misteri. Film ini juga menampilkan wawancara dengan berbagai pihak, termasuk keluarga Mirna, pengacara Jessica, dan saksi-saksi lainnya. Ini memberikan gambaran yang lebih luas tentang peristiwa yang terjadi dan menciptakan ruang untuk diskusi mengenai keadilan dan sistem hukum di Indonesia. Selain itu penggunaan footage berita, rekaman CCTV, dan elemen visual lainnya membuat film ini lebih hidup dan menarik secara visual. Hal ini membantu menyampaikan emosi dan ketegangan dalam cerita.Â
      Meskipun film Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso menyajikan banyak informasi, analisis mendalam tentang hubungan antara Mirna dan Jessica serta konteks sosial di sekitar kasus ini kurang dieksplorasi. Film ini menunjukkan kecenderungan keberpihakan terhadap Jessica Wongso, dengan memfokuskan pada keraguan terhadap bukti-bukti yang ada tanpa memberikan gambaran seimbang tentang semua fakta. Hal ini dapat mempengaruhi persepsi penonton terhadap kebenaran kasus.
      Film dokumentasi yang berjudul Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso bukan hanya sekadar film dokumenter tentang kasus pembunuhan, film ini juga mencerminkan kompleksitas sistem hukum di Indonesia dan bagaimana media dapat mempengaruhi opini publik. Dengan menampilkan wawancara langsung dengan Jessica Wongso serta keterlibatan dari beragam narasumber kompeten, termasuk para ahli hukum, praktisi media, dan pihak-pihak yang terlibat langsung dalam kasus tersebut film ini memberikan gambaran menyeluruh tentang salah satu kasus yang paling terkenal di Indonesia. Melalui penyajian yang detail dan penuh ketegangan, film ini mengupas berbagai lapisan kompleksitas dalam kasus kematian Mirna Salihin, yang kemudian membuka mata publik tentang berbagai aspek problematik dalam penegakan hukum di Indonesia.
     Â
     Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H