Sejalan dengan signalling theory, bahwa apabila ada informasi akuntansi yang bersifat positif disampaikan oleh perusahaan kepada pasar, maka investor akan menangkap sinyal positif tersebut dan mendorong adanya aksi  .Â
Digunakan juga rasio dalam memahami informasi akuntansi seperti dengan PER (mengindikasikan pertumbuhan kinerja perusahaan di masa mendatang), EPS (mengindikasikan pengembalian investasi atas investasi), DER (semakin besar nilai DER, mencerminkan proporsi utang yang besar dalam perusahaan terhadap ekuitasnya), dan rasio PBV (semakin rendah nilai PBV mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut memiliki kinerja yang buruk).Â
Dari sekian banyaknya teknik dan pengukuran yang dapat digunakan, semuanya mengacu pada laporan keuangan sebagai dasar dari analisis.
Setiap perubahan angka pada laporan keuangan akan mempengaruhi investor dalam pengambilan keputusan untuk membeli saham emiten tertentu, menjual, bahkan cut loss (penjualan saham yang sebelumnya dibeli untuk mencegah kerugian yang lebih lanjut ketika saham yang dipegang tersebut terus saja turun).Â
Seperti ketika maraknya investasi yang dilakukan oleh kaum milenial yang tidak sedikit dimanfaatkan oleh investor yang sudah ahli dengan cara meminta untuk membeli saham 'gorengan'.Â
Saham gorengan adalah ketika para investor ahli mengajak investor awam untuk berbondong-bondong membeli saham suatu perusahaan tertentu yang belum ada kejelasan fundamentalnya dan ketika harga naik maka mereka akan take profit (menjual saham).Â
Sehingga akan meninggalkan investor awam terjebak dalam nilai yang tinggi karena sebenarnya hanya dipergunakan untuk meningkatkan harga pasaran yang sebelumnya sudah dibeli investor ahli dengan nilai rendah.Â
Juga trend investasi menurut Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Ito Warsito, tingkah laku investor serta sekuritas domestik seperti gerombolan kawanan hewan liar. "Mentalnya seperti mentality kawanan hewan. Kalau ada yang satu ke sana yang lain ikut, tidak tahunya di sana ada buaya," katanya dalam acara Diskusi Penel bertajuk The New World Order after The Crisis di FE UI, Depok, Rabu (5/8/2009). Itulah mengapa disarankan setidaknya sebelum menginvestasikan uang perlu setidaknya sedikit pemahaman mengenai fundamental perusahaan yang akan dibeli sahamnya melalui sedikit analisis dari laporan keuangan perusahan itu.
Namun, pemahaman laporan keuangan hanya sebagian faktor ketika membuat keputusan untuk berinvestasi saham. Banyak hal yang harus dipelajari ketika ingin berinvestasi, tetapi untuk memulai investasi dengan smartphone sudahlah lebih dari cukup sebagai pemula. Perlu diingat, jika menginginkan untung yang cepat maka resiko yang harus diambil juga besar (high risk high return). Harus pintar-pintar dalam memilih perusahaan mana yang akan dijadikan investasi tanpa harus mengharapkan keuntungan yang cepat. Jadikan analisis yang spesifik dan sesuai target sebagai landasan dalam berinvestasi saham serta ilmu pemahaman atas keuangan sebagai pengetahuan yang harus diketahui oleh semua kalangan sebagai tahap awal berinvestasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H