Mohon tunggu...
Michael The
Michael The Mohon Tunggu... Lainnya - B.E(Civ)(Hons)

Manusia biasa yang suka menuangkan pikirannya terhadap hal-hal yang terjadi disekitarnya. Pro Kontra biasa asal disertai pemikiran dan perasaan yang beralasan. Selamat menikmati.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pikiran dan Perasaan #6 - "Thank God, Gua Positif... "

17 November 2020   23:20 Diperbarui: 18 November 2020   00:11 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karyawan toko yang bekerja di gudang saat itu harus memindahkan barang X ke tempat lain dan secara langsung berkontak dengan barang yang sudah terpapar virus tersebut. Ketika jam istirahat, karyawan gudang tersebut bersama kawan-kawannya yang bekerja di bagian kasir pergi ke warung untuk makan siang.

Di sana mereka secara tidak sadar berkontak dan terpapar oleh virus tersebut baik melalui makanan ataupun kontak fisik lainnya. Salah satu karyawan kasir pulang ke rumah dan sebelum membersihkan dirinya bersalaman dengan ibunya yang sedang terbaring sakit dirumah. Alhasil, sang ibu juga terpapar Covid-19 dan menginggal 1 minggu kemudian. 

Hasil tes sang ibu menunjukkan bahwa ia terinfeksi virus Corona yang mengakibatkan dinas terkait melacak awal penyebaran virus tersebut ke anaknya dan ke tempat kerja sang anak.

Setelah semua hasil tes keluar, rupanya ada 10 0rang karyawan di toko swalayan tersebut yang terinfeksi Covid-19 dengan kategori OTG (orang tanpa gejala). Dinas setempat terpaksa menutup toko swalayan tersebut selama 14 hari kedepan untuk menghindari penyebaran virus di lingkungan tersebut. 

Dari skenario diatas, dapat dilihat begitu "apes" nya nasib sang pemilik toko yang sudah begitu ketat melaksanakan protokol Covid-19 namun masih saja kecolongan karena kelalaian dan ketidakpedulian sang buruh yang mungkin tidak terlacak penyebarannya dan masih beraktivitas secara normal diluar sana serta terus menyebarkan virusnya ke orang lain.

Dari skenario ini (yang mungkin dan sepertinya sudah terjadi di Indonesia), saya dapat menyimpulkam bahwa gerakan 3M tidaklah cukup untuk mengatasi virus Corona jika secara populasi masih banyak yang tidak mengindahkan program tersebut. 

Berbagai video edukasi di media sosial menyatakan bahwa menjaga imunitas tubuh adalah hal yang terpenting dalam mencegah dan melawan musuh yang tak terlihat ini. Karena kita tidak bisa secara pasti menghindar dari virus ini, maka daya tahan tubuh perlu dijaga agar saat kita terinfeksi, tubuh kita dapat melawan virus tersebut dengan sistem imunitas yang kuat.

Imunitas membantu dalam mencegah tingkat kefatalan infeksi dan pemulihan. Makanya dalam beberapa kasus atlet terkenal yang terinfeksi virus Corona, ada yang sembuh dalam waktu 4-5 hari  (olahraga dan makanan yang bergizi). 

Program 3M tetap sangatlah penting untuk menjadi benteng pertama kita untuk mencegah penyebaran Covid-19, namun yang terutama adalah menjaga imunitas kita dengan menjaga gizi, olahraga, istirahat yang cukup, beripikir positif dan berjemur dibawah sinar matahari pagi.

Tak lupa selalu ingatkan orang-orang disekitar kita untuk tetap mematuhi protokol kesehatan sebagai bentuk tanggungjawab dan kepedulian kita terhadap diri sendiri, keluarga dan lingkungan di sekitar kita.

Kita tak akan pernah tahu bahwa mungkin karena kelalaian kita, nyawa orang lain dapat saja terancam bahkan hilang. Saya pribadi selalu mengatakan ke orang-orang terdekat saya, "Apakah kamu yakin saya tidak bawa Covid-19?" untuk menciptakan awareness. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun