Kurasa aku salah mengerti
betapa gelombang lautan hindia
menghentak-hentak jiwaku
deburnya bergemuruh
seirama detak jantungku
menghadang setiap langkah nadiku
seharusnya tak ku biarkan.
Akhirnya kesalahan ada padaku
karena ketidakjelian mata hatiku
menghambat irama bayangmu
yang makin kabur
merenungi, hanyalah sia-sia
bila surut air laut membawanya pergi
dan tak kembali bila pasang tiba.
Di Sumur Meleleh aku menanti
dalam kerinduan yang tak pasti
kuharap kau mengerti
sebelum waktuku habis
terkikis oleh ombak
dan kebeningan rasa
tercurah hujan musim kini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H