Mohon tunggu...
Michael Raditya Setiaji
Michael Raditya Setiaji Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Seminaris tahun pertama Seminari Mertoyudan Magelang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Besar Pemuda Terhadap Dunia

11 November 2024   09:14 Diperbarui: 11 November 2024   09:23 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kita semua tahu dan setuju bahwa remaja adalah manusia/human yang memasuki periode yang paling vital dalam pertumbuhan dan perkembangan. Rentan jarak usia remaja itu sekitar 16 sampai dengan 30 tahun. Pada masa-masa itu, pemikiran remaja didominasi oleh peningkatan pengambilan keputusan, dan peningkatan kesadaran terhadap penampilan. Beberapa hal tersebut membuat remaja memiliki pemikiran yang kompleks dan kritis. Tidak hanya itu, remaja yang aktif juga pasti memiliki banyak kekuatan yang mumpuni untuk melakukan berbagai macam hal. Dari segi kondisi fisik remaja juga pastinya masih sangat baik dan sangat sanggup untuk melakukan berbagai macam kegiatan yang produktif.

Beberapa minggu yang lalu, kita semua kembali memperingati hari sumpah pemuda yang ke-96. Setelah seluruh pemuda di negara kita tercinta ini berkumpul dan melakukan sebuah kongres yang menghasilkan rumusan "Sumpah Pemuda". Dari peristiwa itu, kita semua dapat menyimpulkan bahwa semangat pemuda dalam memperjuangkan negara kita ini "tidak main-main".  Mereka rela mengorbankan banyak waktu, pikiran, tenaga dan banyak hal demi kepentingan bersama. 

Banyak hal yang bisa kita ambil dari semangat perjuangan pemuda-pemudi pada masa-masa perjuangan negara Indonesia. Mereka memiliki tekad yang kuat dalam memperjuangkan negara mereka. Semangat perjuangan inilah yang harus ditanamkan dalam setiap pribadi pemuda Bangsa Indonesia agar memiliki kemauan kuat untuk membangun dan mempertahankan negeri ini. 

Sayangnya, banyak dari pemuda di Indonesia masih memiliki salah satu sifat buruk yang menghambat hal tersebut yaitu "Individualis". Sifat tersebut membuat diri para pemuda Indonesia menjadi egois dan lebih mengutamakan kepentingan pribadi dibanding kepentingan bersama. Maka dari itu, saya ingin mengajak seluruh pemuda Indonesia untuk membuang sifat individualis itu untuk membangun negeri ini sekaligus membawa negeri ini menjadi lebih baik. Karena pemuda masa kini akan menjadi seorang pemimpin negeri ini di masa depan nanti. Akhir kata: "Kalau bukan kita, siapa lagi?"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun