Mohon tunggu...
Michael Nicodemus
Michael Nicodemus Mohon Tunggu... -

Khaylila Shiva Abigail (05 April 2011)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Politikanubis!

18 Desember 2010   11:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:37 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

sehingga ludah kami dapat membanjiri jiwa kalian

sehingga mata kami terbelak melihat kalian tenggelam dalam kesengsaraan

dan tak ada lagi suara pembelaan di akhir perjalanan

untuk setiap kata manis tuan yang berevolusi menjadi empedu racun yang tertelan

untuk setiap janji tuan yang membawa kami setengah hidup dalam penantian

untuk setiap bisikkan mesramu yang membuat jiwa papa kami berhamburan.

hingga akhirnya terdengar lantang jerit tuan memohon pengampunan....................................

Bandung 16 Desember 2010

Atas Nama Meja Kursi Asap Rokok Es Teh Manis dan Rayuan Gombal Rintik........Hujannn :)

MERDEKA !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun