Kubuka jendela,
Memandang sang surya yang sedang bangun dari tidurnya,
Kulihat banyak sekali pemain,
Yang berkeliaran dengan kesehariannya
Oh sudah biasa,
Melakukan aktivitas di dalam sangkar,
Dengan mengawali hari,
Aku mengambil sepiring dendeng di dalam pendingin
Dan jengkelnya,
Tamu tak diundang ikut bergabung ke dalam sangkar,
Ia menghampiri ketika aku sedang membasuh kulit,
Tak ada malu ia menyapaku
Rasa kaget dan jengkel ada di benakku,
Mau tidak mau,
Saya harus menyapanya,
Dalam bahasa universal
Namun,
Rasanya nyaman juga saat berbincang dengannya,
Seperti orang yang telah kukenal,
Sebab tutur katanya sangat gaul
Cukup lama kami berbincang,
Padahal belum mengenal satu sama lain,
Seakan kami adalah sahabat,
Yang selalu bersama dikala bosan
Oh sayang seribu sayang,
Ia menghilang tanpa jejak,
Membuatku sedih yang amat menusuk,
Kehilangan teman bicara bukanlah suatu yang mudah
Oh teman,
Engkau datang dan pergi,
Meski awal engkau menjengkelkan,
Namun pada akhirnya engkau meninggalkan kenangan Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H