Di suatu tempat yang tak kuketahui,
Siang malam sudah tak berarti,
Gemuruh meriam yang amat menggelegar,
Membuat ketakutan semakin menjadi-jadi
Kuberlindung,
Tak tahu harus bagaimana,
Makan pun tidak,
Apalagi istirahat!
Aku merintih amat kesakitan,
Dengan luka goresan di dekat pusar,
Dari situ aku membuka kantong baju yang terdalam,
Kuambil selembar foto
"Oh, aku merindukan kalian",
Ucapku ketika melihat foto keluarga yang penuh senyum,
Dengan penuh rasa rindu,
Kucucurkan air mata sederas mungkin
Aku tak tahu harus berbuat apa,
Meratapi kesedihan akan kerinduanku,
Hanya doa yang kusampaikan,
Supaya mereka tetap dalam naungan Tuhan
Namun kusadari,
Bahwa aku sedang melindungi mereka,
Dari serbuan tentara salib besi,
Menahan mereka agar tidak menyerang keluargaku
Kubangkit,
Keluar dari lubang,
Kuberlari menghadang musuh,
Demi cintaku kepada keluarga
Uraa!
Seruku sambil menerjang hujan peluru,
Rasa bangga ada di benakku,
Demi cintaku yang besar kepada keluarga
Akan tetapi,
Perjalananku ini sudah tak jauh lagi,
Tujuanku telah tercapai sudah,
Dan inilah akhir dari perjuanganku demi cinta yang besar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H