Kami Puas, Arne!

Rabu, 22 Januari dini hari waktu Indonesia Liverpool kembali menang atas Lille dalam lanjutan babak grup Liga Champions. Dua gol dicetak oleh Mohamed Salah dan Harvey Elliot yang hanya mampu dibalas satu gol oleh Jonathan David. Kedua tim turun dengan kekuatan masing-masing, namun menarik membahas Liverpool. 

Pasalanya ada rotasi pertahanan dimana Conor Bradley dimainkan disisi kanan begitu pula Quansah di sisi tengah pertahanan. Pos gelandang Curtis Jones dipercaya main sejak awal bersama Szoboslai dan Gravenberch, sementara posisi depan di amankan oleh trio Salah, Diaz dan Nunez. Arne banyak mengistirahatkan pemain utama seperti Gakpo, Robertson, Konate dan lebih memainkan pemain yang siap saji seperti Endo dan Arnold serta nama-nama yang kembali "comeback"seperti Elliot. 

Pertandingan dimulai dengna iringan Champions League anthem sesaat setelah "You'll Never Walk Alone" dinyanyikan. Skuad Bangau terlihat sangat haus kemenangan dan gol sehingga mencari celah untuk membuka keunggulan lebih awal, namun nyatanya hingga menit 34 belum ada gol tercipta sampai sang penyelamat datang. 

"Kang kebab Mesir" alias Salah mencoba mengontrol bola dari sisi kiri gawang dan dengan naluri penyerangnya Ia melakukan plessing menuju kanan gawang jauh yang tak mampu dijangkau Lucas Chevalier kiper Lille 1-0 untuk Liverpool. Tidak ada gol yang tercipta hingga jeda turun minum permainan pun dibabak pertama juga cukup garing dan kurang mengigit. 

Pergantian dilakukan oleh Liverpool ketika peluit babak kedua ingin di bunyikan. Arne slot meminta Harvey Elliot dan Mac Allister bermain menggantikan Curtis dan Gravenberch. Babak kedua skuad Bangau menaikan tensi permainan dan terkesan menyerang menyajikan duel yang seru. Menit 58 ketika Elliot melakukan umpan terobosan mengarah ke Tsimikas, Aissa Mandi harus "mandi" lebih awal karena menyikat Tsimikas tatkala mereka berduel bola. Kartu merah keluar dari saku wasit sembari Mandi keluar dari lapangan. 

Menit 61 Lille menguasai bola diarah sayap pertahanan Liverpool. Cabella menguasai bola bermain satu dua bersama Gudmundsson yang membuat pemain Liverpool keder kebinggungan. Langsung Gudmundsson berlari menyisir sayap dan memberi umpan silang pada Haraldsson yang segera menyapu, namun tendangannya dihadang bek Liverpool yang sayangnya hasil sapuan adalah bola muntah sontak Jonathan David menyapu kembali bola dengan kondisi gawang chaos GOL! 1-1 tuk Lille.

Pertandingan dilanjutkan hingga pada menit 63 terjadi banyak pergantian pemain mulai dari Endo yang menggantikan Szoboslai, Meunier menggantikan Bakker dan Sahraoui gantikan Cabella. Menit 67 Liverpool berkesempatan mengesekusi sepak pojok dari sudut kiri gawang. 

Tendangan Kostas Tsimikas sempat di blokir pemain Lille, namun arah pemblokiran mengarah ke kaki Elliot langsung saja tanpa basa-basi Elliot dengan kaki kirinya menendang bola dari luar kotak penalti. Arah tendangan sempat terbelokan sehingga  Lucas Chevalier linglung membaca arahnya dan GOL! 2-1 Liverpool memimpin.

Hingga peluit panjang dibunyikan memang tidak ada lagi gol tercipta, namun permainan dari tuan rumah tetap menarik. Liverpool terus menyerang terlebih ketika Chiesa masuk pada menit 75 dan beberapa peluang yang Nunez dapatkan cukup membuat ketar-ketir kiper lawan. Chiesa bahkan sempat melakukan plessing ini mengingatkan pada euro 2020 ketika Chiesa sedang dalam masa prima dengan plessing mematikannya. 

Top Markotop bos! (foto: AP archive)

Apa yang bisa dipetik tadi malam selain tiga poin? Saya pikir banyak mulai dari kembalinya Salah dengan plessing mematikan, Curtis yang kurang efektif dengan tandem seperti itu, kembalinya Elliot dan awal kejayaan Chiesa. Pertama adalah plessing Salah ini menunjukan kualitas Salah sebagai sayap yang masih prduktif walau sudah berkepala tiga. Sebelum melesatkan gol ia sempat melakukan sprint dan hampir tak ada bek yang menyentuhnya ini membuktikan juga kualitas stamina "kang kebab Mesir."

Selain itu ada Curtis yang kurang efektif tadi malam memang Curtis diturunkan sebagai 11 algojo pertama Liverpool, namun kinerja dilapangan sangat kurang dari harapan saya. Terlalu lama memegang bola dan memaksa maju kedepan ini yang membuat saya sedikit jengkel dengannya malam tadi dan Arne mengetahui itu dan menggantinya pada babak kedua dengan Elliot. 

Pergantian yang sangat tepat karena Elliot terkadang perform dan kebetulan malam ini perform dengan kualitas sangat baik. Posisi bermainnya yang pas dengan taktik Arne juga faktor dari mengapa Elliot patutu dipuji lebih malam tadi. Ia tak lelah menyerang dan menyuplai bola ke area penyerangan Liverpool memang sayang stamina didepan sudah tak mampu tuk menjebol gawang Lille lebih banyak.

Fede Chiesa juga bermain apik malam ini dengan menciptakan beberapa peluang ini menjadi ajang pembuktian bahwa ia sekali lagi layak didatangkan dan bukan hanya sekedar "camat" yang mengisi bangku cadangan. Plessing jadi tanda supremasi Fede kepada Arne dan seluruh The Kops bahwa ia masih berada diantara penyerang Liverpool lain dan siap menjadi idola di Anfield. 

Dengan hasil ini Liverpool dipastikan lolos ke 16 besar secara otomatis dengan status juara grup dari 36 klub, walau menyisakan satu pertandingan lagi yakni bertandang ke Eindhoven rabu mendatang dan menyandang gelar tak terkalahkan di eropa sejauh ini. Liverpool ditemani Barcelona lolos ke 16 besar yang menang dramatis 4-5 atas Benfica dini hari tadi. Menarik ditunggu akankah perjalanan memulangkan trofi si kuping bundar ke publik Merseyside untuk ketujuh kalinya berhasil?