Mohon tunggu...
Michael Ugrasena
Michael Ugrasena Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Seorang Pelajar senang akan sejarah, politik, sastra, sepak bola dan filsafat Bienvenue!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menunjukan Jalan kepada Allah, Universal Apostolic Preferences 1

25 Juli 2024   19:52 Diperbarui: 26 Juli 2024   04:52 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Allah sang "pintu gerbang" sumber: dokumen pribadi

Untuk memulai saya akan sampaikan surat dari Pater Jendral Arturo Sosa, SJ dan Romo Benny Juliawan, SJ

Dengan demikian, seperti persis ditunjukkan oleh istilah yang dipakai, preferensi-preferensi apostolis universal ini adalah titik rujukan bagi seluruh Serikat. Titik rujukan yang memberi inspirasi bagi Serikat dalam dalam diskresi inklusif (discernment in common) dan perencanaan universal di segala tahap dari hidup misi Serikat. Pada saat yang sama, preferensi -preferensi ini adalah panduan untuk melakukan restrukturisasi tata kelola Serikat dan untuk menciptakan jejaring-jejaring kerja, baik di antara kita sendiri maupun dengan yang lain dalam pelayanan rekonsiliasi yang sama.

Kita semua sangat sadar akan adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan-kebutuhan kemanusiaan yang berusaha dipenuhi oleh Gereja dan sumber-sumber daya yang tersedia. Preferensi-preferensi ini memberikan pegangan bagi kita untuk menggunakan sumbersumber daya itu secara efektif, dan tidak membuat tersebar dan berserakan, sehingga seluruh sumber-sumber daya itu menjadi alat untuk melayani kemuliaan Allah yang lebih besar, yang sejak semula merupakan tujuan berdirinya Serikat.  Preferensi-preferensi ini tidak menjadi sebuah ketetapan hirarkis kebutuhan kemanusiaan atau pun Gereja. Tapi preferensi-preferensi itu memberi indikasi cara-cara terbaik bagi yang bisa diambil Serikat untuk menggunakan sumber-sumber daya yang tersedia dalam pelayanan perutusan rekonsiliasi Kristus di dunia ini. (Surat Pater Jenderal Arturo Sosa, S.J. 3 Oktober 2017 )

Kisah-kisah tersebut mendaratkan kata-kata gagah yang ditulis dalam UAP. Sepuluh tahun lagi kita akan ditanya, apa yang sudah kita lakukan untuk mewujudkan cita-cita itu? Serikat Jesus Provinsi Indonesia tidak bisa melakukannya sendiri. Saya mengajak Saudara-Saudari, rekan-rekan seperutusan, untuk bersama-sama menjawab panggilan perubahan ini dengan kesungguhan.  Surat ini disampaikan Romo Provinsial Yesuit Indonesia Romo Benny, SJ

Realitas masa kini kita terus bertanya-tanya tentang Allah bahkan "KeAllahan" Allah itu sendiri. Manusia masa kini dapat diartikan "boneka," tak berdaya dan rapuh. Kita juga tidak bertanggung jawab atas diri kita sendiri akibat tidak mengenal Allah dan KeAllahan itu sendiri. Lantas Allah ingin kita seperti apa? mari kita bahas

Allah ingin anda..... sumber: dokumen pribadi
Allah ingin anda..... sumber: dokumen pribadi

Kita sebagai manusia pasti sering sekali bersentuhan dengan Allah dihati terdalam, namun kita seringkali tak menyadari dan mengabaikan panggilan Allah dalam hati. Hati sebagai ruang berdialog dengan Allah dapat kita hayati dengan Diskresi, lantas apa itu diskresi? menurut Ignatius Loyola diskresi atau pembedaan roh adalah bentuk latihan rohani yang didalamnya orang merasakan (sentir) bermacam-macam gerak batin (las mociones) untuk mengenali (conocer) mengenal kehendak Allah untuk dirinya dan selanjutnya mengorientasikan kemerdekaannya sesuai dengan kehendak Allah yang dimaksud (eligir). 

Nah, diskresi dalam konteks UAP 1 bukan sekedar diperlukan untuk menyelesaikan masalah besar, tetapi alat perjuangan untuk berjuang mengikuti Tuhan semakin baik dari waktu ke waktu. Allah menurut saya ingin kita berdiskresi, menimbang-nimbang pilihan kita untuk kembali menemukan dan mendekatkan diri ke Allah. 

Tanggapan kita bagaimana? sumber: dokumen pribadi
Tanggapan kita bagaimana? sumber: dokumen pribadi

Mendengarkan Tuhan melalui doa-doa khusus

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun