Pertama karena mereka mulai berbelanja via online. Kedua, milenial kini tak lagi heboh berbelanja barang (goods), mereka mulai banyak mengonsumsi pengalaman (experience/leisure).
Mereka ke mal bukan untuk berbelanja barang, tapi cuci mata, nongkrong dan dine-out mencari pengalaman penghilang stress.
Pasar properti beberapa tahun terakhir seperti diam di tempat.
Alih-alih semua pelaku berharap ini hanya siklus "bullish-bearish" biasa yang nanti akan naik dengan sendirinya, saya curiga ini adalah kondisi "bearish berkelanjutan" sebagai dampak terbentuknya "new normal" perekonomian kita yang melesu dalam jangka panjang.
Mungkin biangnya bisa berasal dari pergeseran perilaku dan preferensi milenial.
Beberapa kemungkinannya: Milenial mulai menunda nikah, menunda punya rumah, dan menunda punya anak.
Belum lagi minimalist lifestyle yang kini banyak diadopsi milenial mendorong mereka memilih rumah ukuran mini.
Program KB yang sukses membuat late Baby Boomers dan Gen-X membentuk keluarga kecil dengan dua anak.
Dengan jumlah anggota keluarga yang kecil, maka anak-anak mereka (milenial) cenderung menempati rumah orang tua dan sharing dengan sesama saudara. So, tak perlu beli rumah baru lagi. Ini yang menjadi biang kenapa market size properti cenderung mandek.
Tak hanya itu, tempat kerja pun nantinya pelan tapi pasti bisa "dibunuh" oleh milenial.
Bagi Baby Boomers dan Gen-X bekerja rutin tiap hari masuk kantor dari jam 8 pagi sampai 5 sore ("8-to-5") adalah sesuatu yang lumrah. Namun tak demikian halnya dengan milenial.