Mohon tunggu...
Michael D. Kabatana
Michael D. Kabatana Mohon Tunggu... Relawan - Bekerja sebagai ASN di Sumba Barat Daya. Peduli kepada budaya Sumba dan Kepercayaan Marapu.

Membacalah seperti kupu-kupu, menulislah seperti lebah. (Sumba Barat Daya).

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Saat Hujan Mencumbu Bumi

29 Oktober 2024   17:48 Diperbarui: 29 Oktober 2024   17:50 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

-

Saat hujan turun mencumbu bumi,
butiran air memecah sunyi.
Tanah kering yang terlupakan waktu,
berbisik pada angin tentang rasa rindu.

Dari lapisan debu yang lama tertidur,
terhembuslah aroma --- petrichor,
keharuman yang lahir dari cinta purba,
antara hujan dan tanah yang terbuka.

Dari bakteri kecil bernama Streptomyces,
terbit senyawa dalam tarian basah yang gemulai--- geosmin.
Menjalar ke udara, menembus hati,
sebuah keajaiban yang hanya dapat dinikmati  ketika hujan mencumbu bumi.

---

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun