Mohon tunggu...
Michael D. Kabatana
Michael D. Kabatana Mohon Tunggu... Relawan - Bekerja sebagai ASN di Sumba Barat Daya. Peduli kepada budaya Sumba dan Kepercayaan Marapu.

Membacalah seperti kupu-kupu, menulislah seperti lebah. (Sumba Barat Daya).

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ada Rindu dalam Hujan

12 Oktober 2019   20:47 Diperbarui: 12 Oktober 2019   22:32 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendung bukan berarti hujan akan turun

Setiap kali kamu melihat langit mendung
kamu selalu berkata bahwa hujan akan turun dan kamu mulai bercerita tentang kisah kita dulu. Di saat kamu menceritakan kisah itu padaku rindu bangkit dalam dirimu. Kamu menginginkan kisah itu terulang lagi namun tak dapat karena semuanya telah berlalu dan tak bisa diulang lagi.

Hingga sore hari tadi mendung tak menjelma hujan dan kamu hanya terpaku menatap kosong pada langit. Ada marah, sedih dan kecewa. Seolah langit menyakiti hatimu.

Aku hanya ingin menjadi hujan," demikian katamu lalu menatap lekat mataku. Kala itu, langit memang sedang mendung namun awan tidak memberikan setetes butiran air pun dari langit. 

Aku heran dengan kata-katamu. Dina, kataku pelan. Namun belum sempat kulanjutkan kalimatku, kamu tersenyum kemudian menjawab seolah tahu apa yang menganjal di kepalaku. 

"Aku hanya ingin selalu menjadi orang yang membawa kesejukan padamu sama seperti hujan. Aku ingin menemani harimu, walau tidak setiap saat, paling tidak sepanjang hidupmu aku akan selalu ada untukmu,"katamu kemudian. Setelah itu kamu pergi dalam sunyi. Tak pernah kembali lagi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun