Mohon tunggu...
Michael D. Kabatana
Michael D. Kabatana Mohon Tunggu... Relawan - Bekerja sebagai ASN di Sumba Barat Daya. Peduli kepada budaya Sumba dan Kepercayaan Marapu.

Membacalah seperti kupu-kupu, menulislah seperti lebah. (Sumba Barat Daya).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengisi Hidup dengan Cinta, Lantas Cinta Model Bagaimana?

25 Mei 2019   13:19 Diperbarui: 25 Mei 2019   13:22 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.weboflove.org 

Hidup adalah eksistensi dasar seorang manusia. Hiduplah yang menjadi tolok ukur dasar  eksis tidaknya seorang manusia sebelum berbagai penilain lainnya. Hidup melekat dan menyatu dengan seorang manusia sejak seorang ibu mengandung seorang bayi. Hidup itu tetap malekat sampai seseorang tidak dapat menghembuskan nafas lagi.

Hidup adalah anugerah terbesar Tuhan kepada manusia. Setiap orang patut mensyukuri rahmat ini. Walau dalam kenyataannya sangat sulit bagi seseorang untuk menghidupi hidupnya. Seperti yang dikatakan Yoshida Kenko "satu hari hidup itu lebih bernilai dari satu gunung emas". Jika direfleksikan, benar apa yang dikatakan Yoshida Kenko. Apalah artinya kita memiliki satu gunung emas kalau kita tidak memiliki hidup itu sendiri. 

Namun hidup itu tidak berdiri sendiri. Ia dipenuhi oleh berbagai hal yang terus mewarnainya menjadi suatu pernak-pernik yang indah. Seperti ditegaskan C.V. Tschudi "dimensi utama dari hidup adalah kedalamannya". Kedalaman hidup itu sendiri terletak pada hal-hal yang terus mewarnainya. 

Hal terbesar yang dimiliki dan yang sangat mempengaruhi hidup manusia adalah cinta. Cintalah kedalaman hidup itu sendiri. Insan di bumi ini lahir, hidup dan bahkan mati atas nama cinta. Cinta bukan sekedar kata-kata hampa atau pemanis bahasa. Cinta melampaui kata itu sendiri.

Hidup dan cinta bagai sayur dan garam. Hidup tanpa cinta akan bagaikan sayur tanpa garam yang akan terasa hambar. Cinta menjadi spirit dan tenaga penggerak seorang manusia. Orang dapat dan mempunyai kekuatan untuk melakukan banyak perbuatan yang kelihatan berada di luar batas kewajaran hanya karena cinta.

Cinta membuat hidup lebih bermakna dan penuh warna. Seperti yang ditegaskan Tagore "hidup itu menjadi kaya, oleh cinta yang dikurbankan". Banyak orang meraih keberhasilan dan kesuksesan dalam hidup karena cinta. Cinta kepada seseorang, kepada keluarga, kelompok tertentu, atau kepada Negara telah menjadi motivasi bagi seseorang untuk tetap terus bertahan dan berjuang untuk meraih sesuatu yang dapat membuat orang yang dicintai merasa bangga dan bahagia.

Namun dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang mengartikan cinta hanya sebatas pada rasa tertarik seorang pria kepada seorang wanita atau sebaliknya. Pemahaman seperti ini akhirnya menghantar seseorang pada pemikiran dangkal akan pembedaan antara nafsu dan cinta. Orang kerap menyamakan peran nafsu yang bekerja sebagai sebuah implikasi dari cinta. Pemahaman tentang cinta yang dangkal seperti ini sering menjerumuskan orang pada perilaku menyimpang dari keinginan mencapai kebaikan bersama. 

Misalkan, seorang pria yang memperkosa seorang wanita dengan alasan cinta padahal hal itu terjadi atas dorongan nafsu. Bahkan lebih dari itu, pemahaman dangkal seperti ini turut menghantar pelaku pada rasa tidak bersalah atas perbuatan yang telah ia perbuat (pemerkosaan). 

Dalam KBBI karangan W.J.S. Poerwadarminta, cinta diartikan sebagai 1. Suka sekali;sayang benar 2. Kasih sekali;terpikat 3. Ingin sekali;berharap sekali;rindu 4.kl susah hati (khawatir);risau. Dari definisi tersebut diketahui bahwa cinta memiliki cakupan yang luas. 

Cinta bukan sekedar rasa menyukai seseorang atau saling suka antardua orang berlainan jenis. Cinta adalah mahakarya kehidupan yang dimiliki manusia. Cinta adalah sesuatu yang positif. Oleh karena itu, sudah selayaknya daya cinta menghasilkan buah-buah yang positif. Buah-buah yang dapat membuat semua orang merasa bahagia. Hal ini selaras dengan apa yang disampaikan Alexander Vinet "hidup itu tidak lain dari mencinta".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun