Mohon tunggu...
Michael Handoyo
Michael Handoyo Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Saya adalah seorang mahasiswa dengan spesialisasi jurusan Manajemen di Universitas Esa Unggul, Jakarta. Saya menyukai hal-hal yang baru dan menantang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berkontribusi untuk Indonesia Sekaligus Melawan Ego

20 September 2016   10:32 Diperbarui: 20 September 2016   10:45 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Mendidik adalah tanggung jawab setiap orang terdidik” demikianlah kata-kata yang diucapkan oleh Anis Baswedan yang menjadi cambuk dan juga motivasi bagi saya. Betapa tidak, banyak sekali di orang-orang di sekeliling kita yang tidak mendapatkan pendidikan yang layak karena keterbatasan mereka, tetapi kita sebagai orang yang telah mendapatkan kesempatan untuk mengenyam pendidikan justru tidak berbagi ilmu kepada mereka. Seakan acuh tak acuh akan semua hal yang ada di sekeliling kita.

Pada siang hari itu, saya sedang tak sengaja membuka website universitas saya hanya untuk sekedar melihat info-info terkini. Di tengah pencarian, saya menemukan suatu program yang sangat mulia yang dicetuskan oleh teman-teman saya, di mana mereka sedang membuka lowongan untuk menjadi volunteer di sebuah PAUD yang didirikan di bawah naungan kampus. Tanpa menunggu lama, saya segera mendafarkan diri. Singkat cerita, saya menjadi bagian dari PAUD Mentari Unggul.

PAUD ini didirikan karena kami, sebagai mahasiswa, ingin berkontribusi kepada masyarakat Indonesia, khususnya lingkungan kampus kami. Di daerah tempat murid-murid PAUD tinggal, tidak terdapat tempat pendidikan untuk anak usia dini. Maka kami berinisiatif untuk membuat suatu wadah yang dapat digunakan sebagai tempat melatih kreativitas sehingga kelak mereka dapat mengharumkan nama bangsa, serta tidak lupa diiringi oleh pendidikan karakter karena kecerdasan tidaklah berarti tanpa karakter yang baik.

Kegiatan pembelajaran ini diadakan di pagi hari di teras salah satu gedung kampus kami. Suasana pagi serta pemandangan yang asri selalu menyemangati kami baik pengajar maupun murid untuk mengikuti kelas. Beberapa materi yang disampaikan kepada murid-murid, meliputi: kreativitas, motorik, dan calistung (membaca, menulis, dan berhitung). Mereka selalu tampak antusias dan gembira ketika mengikuti kelas, ini merupakan suatu “bayaran” yang tak ternilai bagi kami sebagai pengajar.

Saat di kelas
Saat di kelas
Murid menirukan kakak pengajar
Murid menirukan kakak pengajar
20160212-2621-57e0a993b59373d61e90a430.jpg
20160212-2621-57e0a993b59373d61e90a430.jpg
Penerapan Metode Montessori
Penerapan Metode Montessori
Di samping belajar, kami juga melakukan beberapa kunjungan guna memperluas pengetahuan serta pengalaman murid terhadap lingkungannya. Kunjungan pertama dilakukan di salah satu pemadam kebakaran di daerah Jakarta Barat ini. 

Murid sedang memperhatikan penjelasan petugas
Murid sedang memperhatikan penjelasan petugas
Murid sedang belajar menggunakan selang pemadam
Murid sedang belajar menggunakan selang pemadam
Anak-anak diajarkan tentang apa saja penyebab terjadinya kebakaran, bagaimana agar tidak terjadi kebakaran, apa yang harus dilakukan ketika terjadi kebakaran dan masih banyak lagi yang disampaikan oleh pembicara. Ditambah lagi dengan praktik memadamkan api dengan menyemprotkan air. Mereka tampak begitu gembira dan ceria.

Kunjungan selanjutnya yaitu di sebuah wisata edukasi di daerah Bogor. Kali ini murid diajarkan untuk mengenal lebih dekat dengan alam sekitar; mulai dari memberi makan hewan, memerah susu sapi, menyayangi binatang dan masih banyak lagi keseruan lainnya.

Selesai kunjungan
Selesai kunjungan
Berbagi itu sungguh menyenangkan. Terlebih lagi ketika mereka, para murid, meresponnya dengan sukacita dan selalu antusias rasanya segala kerja keras dan lelah para pengajar terbayar lunas. Kami merasa bersyukur bahwa kami bisa menjadi dampak, walaupun itu kecil, bagi warga sekitar.

Pada awalnya saya sempat merasa bimbang apakah saya ke depannya dapat mengemban tugas ini dengan baik atau tidak, karena sebenarnya saya tidak memiliki kemampuan komunikasi yang terlalu bagus, bahkan pernah ketika saya berbicara di depan umum, tangan saya yang saat itu sedang memegang microphone sangat gemetaran (hehehe). Namun saya tidak ingin menjadikan itu sebuah alasan untuk tidak melakukan apa-apa. Saya berusaha keluar dari zona nyaman yang selama ini saya sukai untuk melakukan hal-hal yang berguna sekaligus melatih diri untuk menjadi sosok yang lebih berani lagi untuk tampil di depan publik sekalipun hal itu tidaklah mudah bagi saya.

Dan Puji Tuhan, kami semua dapat menyelesaikan misi ini sampai dengan akhir tahun pelajaran. Dan beberapa dari mereka saat ini telah melanjutkan ke sekolah dasar.

Acara tutup tahun ajaran 2015/2016 PAUD Mentari Unggul
Acara tutup tahun ajaran 2015/2016 PAUD Mentari Unggul
Semoga menginspirasi!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun