“Mendidik adalah tanggung jawab setiap orang terdidik” demikianlah kata-kata yang diucapkan oleh Anis Baswedan yang menjadi cambuk dan juga motivasi bagi saya. Betapa tidak, banyak sekali di orang-orang di sekeliling kita yang tidak mendapatkan pendidikan yang layak karena keterbatasan mereka, tetapi kita sebagai orang yang telah mendapatkan kesempatan untuk mengenyam pendidikan justru tidak berbagi ilmu kepada mereka. Seakan acuh tak acuh akan semua hal yang ada di sekeliling kita.
Pada siang hari itu, saya sedang tak sengaja membuka website universitas saya hanya untuk sekedar melihat info-info terkini. Di tengah pencarian, saya menemukan suatu program yang sangat mulia yang dicetuskan oleh teman-teman saya, di mana mereka sedang membuka lowongan untuk menjadi volunteer di sebuah PAUD yang didirikan di bawah naungan kampus. Tanpa menunggu lama, saya segera mendafarkan diri. Singkat cerita, saya menjadi bagian dari PAUD Mentari Unggul.
PAUD ini didirikan karena kami, sebagai mahasiswa, ingin berkontribusi kepada masyarakat Indonesia, khususnya lingkungan kampus kami. Di daerah tempat murid-murid PAUD tinggal, tidak terdapat tempat pendidikan untuk anak usia dini. Maka kami berinisiatif untuk membuat suatu wadah yang dapat digunakan sebagai tempat melatih kreativitas sehingga kelak mereka dapat mengharumkan nama bangsa, serta tidak lupa diiringi oleh pendidikan karakter karena kecerdasan tidaklah berarti tanpa karakter yang baik.
Kegiatan pembelajaran ini diadakan di pagi hari di teras salah satu gedung kampus kami. Suasana pagi serta pemandangan yang asri selalu menyemangati kami baik pengajar maupun murid untuk mengikuti kelas. Beberapa materi yang disampaikan kepada murid-murid, meliputi: kreativitas, motorik, dan calistung (membaca, menulis, dan berhitung). Mereka selalu tampak antusias dan gembira ketika mengikuti kelas, ini merupakan suatu “bayaran” yang tak ternilai bagi kami sebagai pengajar.
Kunjungan selanjutnya yaitu di sebuah wisata edukasi di daerah Bogor. Kali ini murid diajarkan untuk mengenal lebih dekat dengan alam sekitar; mulai dari memberi makan hewan, memerah susu sapi, menyayangi binatang dan masih banyak lagi keseruan lainnya.
Pada awalnya saya sempat merasa bimbang apakah saya ke depannya dapat mengemban tugas ini dengan baik atau tidak, karena sebenarnya saya tidak memiliki kemampuan komunikasi yang terlalu bagus, bahkan pernah ketika saya berbicara di depan umum, tangan saya yang saat itu sedang memegang microphone sangat gemetaran (hehehe). Namun saya tidak ingin menjadikan itu sebuah alasan untuk tidak melakukan apa-apa. Saya berusaha keluar dari zona nyaman yang selama ini saya sukai untuk melakukan hal-hal yang berguna sekaligus melatih diri untuk menjadi sosok yang lebih berani lagi untuk tampil di depan publik sekalipun hal itu tidaklah mudah bagi saya.
Dan Puji Tuhan, kami semua dapat menyelesaikan misi ini sampai dengan akhir tahun pelajaran. Dan beberapa dari mereka saat ini telah melanjutkan ke sekolah dasar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H