Mohon tunggu...
Michael Evan Bagas
Michael Evan Bagas Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - seminaris tingkat 1 seminari mertoyudan

topik konten favorit adalah ilmu pengetahuan alam

Selanjutnya

Tutup

Diary

Lika-liku Kehidupan di Seminari

4 Oktober 2024   11:30 Diperbarui: 4 Oktober 2024   11:47 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hai sahabat terkasih, selamat datang di artikel saya yang pertama. Pada kesempatan kali ini, saya hendak mengenalkan dan menggambarkan kehidupan seminaris di seminari mertoyudan. Perkenalkan nama saya Mike, seminaris tingkat 1. 

Seminari, merupakan kata yang tentu seringkali kita dengar, baik dalam lingkungan bermasyarakat maupun lingkungan mengereja, seminari sendiri diambil dari dasar kata yaitu " semen " yang bermakna benih, seminarium merupakan tempat di mana para calon imam akana menyemai dan menumbuhkan bibit panggilannya. 

Kehidupan di seminari, tentu berbeda dengan kehidupan pada umumnya, di mana untuk mendukung pendidikan dan pengembangan niat panggilan, setiap seminari memiliki regulasi dan pola hidup yang berbeda-beda. seminari mertoyudan sebagai salah satu seminari yang cukup bersejarah, dibangun pada tahun 1912 dan bertempat di  Jl. Mayjen Bambang Soegeng No.15, Glagak, Sumberrejo, Kec. Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. seminari Mertoyudan telah menyumbangkan berbagai tenaga yang bermutu.  

Seminari Mertoyudan dengan moto " sanctitas, Sanitas, dan Scientia " telah memberikan berbagai pengalaman menarik yang akan saya bagikan dengan saudara. di seminari mertoyudan, setiap seminaris akan diberikan tugas kebidelan yang merupakan bagian dalam pelatihan pelayanan seminaris. dan setiap dimensi akan memiliki cabang pelayanannya tersendiri, contohnya dimensi Sanctitas " kekudusan " akan dibagi menjadi beberapa kebidelan seperti : koster, ceremon, koor, musik liturgi dan dirigen. kebidelan ini akan melatih tanggung jawab dan kedisplinan seminaris. 

Saya sendiri memperoleh tugas kebidelan sebagai Koster, sehingga memiliki tugas yang cukup banyak dalam mempersiapkan berjalannya misa. Pada awalnya tentu saya merasa kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan rutinitas dan tugas kebidelan saya, saya juga seringkali merasa kewalahan terutama karena saya tidak sempat mengikuti pelatihan koster dengan seminaris tingkat 2. namun saya dengan dibantu oleh teman saya yang juga bertugas sebagai koster, mulai mencoba membangun habitus kami. Saya mulai membuat tingkatan prioritas dan mempelajari beberapa hal mengenai tugas kebidelan saya.  

Saya dapat menggambarkan tugas koster menjadi 2 sesi, sesi pertama yang dilaksanakan 1 hari sebelum misa, di mana kami akan mempersiapkan kasula dan stola untuk Romo, mempersiapkan bacaan dan doa untuk esok hari, mengecek inventaris dan kondisi Kapel kami, dan setelah semua selesai kami perlu menuliskan beberapa hal mengenai bacaan esok hari,dan menuliskan mazmur tanggapan. sedangkan sesi 2 akan dilaksanakan pagi hari sebelum misa, di mana kami akan mempersiapkan piala, mengisi ampul dan sibori , membunyikan lonceng kapel, serta menghidupkan lilin altar. 

Banyak suka-duka telah saya rasakan, namun dengan kedisiplinan dan komitmen akhirnya tugas kebidelan bukan hanya saya rasakan sebagai tanggung jawab pribadi, namun secara konkret menjadi bagian integral dalam keseharian saya. saya sendiri, sekarang sedang menjalankan dan mengawasi progam pelatihan koster untuk beberapa seminaris tingkat 1 yang ditugaskan secara khusus oleh pamong untuk menjadi koster sementara.

seminari bukan hanya sekedar sekolah, melainkan juga menjadi rumah bagi kami para seminaris. sebagaimana pepatah mengatakan " non scholae, sed vitae discimus " seminari menjadi tempat di mana kami tidak hanya menumbuhkan intelektual namun juga kepribadian, dan persaudaraan kami. 

Jadi, ayo berani jadi Seminari, bersama kita akan menjadi Saksi Kristus 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun