Mohon tunggu...
Michael Chrysanthus Dumatubun
Michael Chrysanthus Dumatubun Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Saya suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Reseptif Budaya

13 Agustus 2022   19:21 Diperbarui: 13 Agustus 2022   20:03 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Perlu diingatkan kembali, sebagai warga negara Indonesia seharusnya kita bangga akan keindahan budaya yang ada dan melestarikannya bukan merusak dan menghilangkannya. Hal ini perlu ditekankan lagi  kembali karena budaya kitalah yang menjadi jati diri dan cerminan dari  perjuangan dari para pahlawan yang telah berjuang dalam menggapai kemerdekaan negeri kita ini.

Dengan teknologi yang mulai terekspos secara luas di berbagai daerah dan diperkirakan bahwa setiap individu hampir semua memiliki divice yang menghubungkan dengan internet, masyarakat Indonesia tidak lagi memperhatikan kekayaan yang dimiliki oleh negeri kita ini, sebagai contoh pasar tradisional telah tersaingi dengan pasar during yang lebih cepat dan instan. 

Dengan corak kehidupan seperti ini, "Reseptif Budaya" yang dikatakan telah diresap oleh masyarakat Indonesia menjadi modernisasi. Hal ini merubah pola kehidupan masyarakat tradisional menjadi modern.

Perubahan ini dapat berdampak positif maupun negatif pada masyarakat tergantung pada cara penerapan seperti apa yang ingin dibangun. Apakah tetap berjalan bersama budaya lokal dengan budaya modern? atau Apakah ingin merubah budaya lokal dengan budaya modern?

Disinilah peran dari generasi milenial yang dituntut untuk menjaga nilai-nilai budaya agar tidak berganti dengan budaya luar sehingga identitas sebagai negara yang berada dalam diri anak muda tidak menghilang. Generasi milenial juga harus bangkit untuk menjalankan tugas untuk melestarikan budaya yang ada di negeri kita ini. 

Nilai-nilai yang telah diperjuangkan oleh para pahlawan juga harus dilestarikan seperti jiwa nasionalisme, persatuan lewat gotong royong, dan rasa bangga dengan kekayaan yang ada di Indonesia. 

Oleh sebab itu, anak muda perlu memanfaatkan teknologi untuk dapat mengembangkan diri dan mengeksplorasi informasi secara benar dan bijak agar negeri ini dapat semakin  berkembang dan semakin maju, sehingga masyarakat pun semakin sejahtera.

Selain itu, habitus literatif pun perlu dibangun dan dibiasakan agar para generasi milenial tidak hanya mengikuti "trend-trend" saja tetapi dapat melihat apakah "trend-trend" ini bermanfaat bagi saya dan bersifat "Bonum Commune" (demi kebaikan bersama) atau tidak. 

Jika "trend-trend" tersebut hanya sebagai sarana untuk ikut-ikutan tetapi tidak ada kedalaman dalam menyikapinya, maka bisa-bisa generasi milenial dan negeri kita dapat dijungkir balikkan oleh bangsa luar, sehingga

Hal ini perlu ditekankan lagi agar para generasi milenial tetap bergerak secara inovatif dan kreatif serta selektif dalam menyikapi perubahan pada dunia informasi agar budaya lokal dapat melebur dan berjalan bersama dalam jaman sekarang ini karena jika tidak maka generasi milenial bakal mudah diambil oleh bangsa luar. 

Jika terjadi hal seperti ini, maka negeri kita dapat mengandalkan siapa lagi jika bukan para anak muda yang mampu bergerak dan membawa perubahan yang baik dalam masyarakat dan bagi negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun