Krisis pabrik susu di Indonesia sedang maraknya, banyak pihak yang mengalami kerugian. Banyak sekali pabrik susu yang tersebar di Indonesia yang terdiri dari pabrik, peternakan dan juga penjual namun disini munculah masalah dalam perindustrian susu salah satunya yaitu kualitas produksi susu lokal dari segi kualitas rasa yang masih kurang baik, ini mengakibatkan terjadinya fluktuasi bahan baku yang tidak stabil. Salah satunya yaitu peristiwa sengkarut industri susu produksi lokal tak terserap, tapi impor yang berlokasi di kota Boyolali. Peristiwa ini yang terlihat paling menonjol yaitu permasalahan kualitas susu, dimana susu biasanya memiliki berbagai varian rasa yang dapat menarik minat pembeli, tetapi mereka hanya berfokus kepada pemasaranya saja. Dalam krisis ini tidak hanya sebatas permasalahan impor barang tetapi seharusnya lebih diperhatikan pada aspek kualitas.
Dari penelitian tersebut menunjukan produksi susu sapi di Pasuruan sejak pertengahan Oktober sampai awal November masih banyak, yaitu mencapai 350 ton susu karena kualitas yang kurang baik dan tidak banyak peminat membeli sehingga terjadi penumpukan produk susu dan akhirnya barang mereka diganti dan dibuang. Berapa yang mereka sudah buang yaitu dapat melebihi 500 ribu per liter atau setara dengan 500 ton susu yang dilansir dari berita [tirto.id] "Boyolali kota susu, ora iso adol susu (Boyolali kota susu, nggak bisa menjual susu),". Selain itu juga kualitas susu berpengaruh pada kandungannya seperti vitamin D, protein dan juga kalsium yang menjadikan pilihan utama untuk mendukung tumbuh kembang seseorang dan juga dapat menjaga kesehatan tulang mulai dari anak kecil hingga orang dewasa. Perlu juga diperhatikan dalam proses pengecekan dan pengolahan yang baik untuk memastikan bahwa susu tidak terkontaminasi oleh mikroorganisme yang dapat membahayakan kesehatan.Seringkali dalam proses pemerahan dan pengolahan susu yang tidak higienis menyebabkan susu dapat terkontaminasi bakteri seperti Salmonella atau E.coli, yang dapat membahayakan kesehatan konsumen, Oleh karena itu dalam produksi susu harus dipastikan bahwa susu yang diproduksi mereka berasal dari sapi yang sehat yang dirawat dan diberi makanan yang bergizi sehingga dapat meningkatkan kualitas susu.
Belakangan ini dapat terlihat beberapa pembeli susu lebih tertarik pada kemasan susu, yang dimana memiliki aspek model yang jauh lebih baik ketimbang kemasan lokal di Indonesia. Berdasarkan pernyataan Tjiptono (2002), "Kualitas pelayanan yang baik akan meningkatkan kepuasan pelanggan" dapat dilihat bahwa betapa pentingnya suatu perusahaan susu dalam peningkatan kualitas susu, dan juga diperlukan kerja sama antar beberapa pihak seperti peternak, produsen hingga pemerintah. Menurut Direktur Eksekutif Asosiasi Industri pengolahan Susu ( AIPS ) ( Sonny Effendi, 2024) " mengakui bahwa alasan industri susu tak terserap pada ternak lokal adalah karena kualitas yang belum bisa bersaing dengan produk susu impor". Ada juga dari (BPOM) "Ini dapat menyebabkan susu lokal tidak sesuai dengan standar keamanan pangan, seperti banyak susu para peternak lokal yang mengandung air, minyak goreng, sirup gula, karbonat, hingga hidrogen peroksida yang dilarang ada di dalam kandungan produk susu oleh badan pengawas Obat dan Makanan ( BPOM ) yang dilansir dari kantor kementerian pertanian, [tirto.id]". Â Desain produk ini juga memiliki peran penting yang dapat menarik minat pembeli seperti dari kemasan yang berwarna cerah yang terkesan menarik, terdapat gambar-gambar yang unik, kemasan yang terbuat dari bahan-bahan yang ramah lingkungan dan juga tertulis banyak manfaat di kemasan produk susu sehingga produk dapat mengikuti tren untuk meningkatkan daya tarik pembeli.
Sayangnya para peternak dari skala kecil sudah lebih dahulu berpikir jika ada kejadian pembatasan pembelian oleh perusahaan susu nasional," ini akan mengurangi pasar lokal". Dan disini harga produk yang seharusnya diberi kejelasan pada pasar yang berdampak buruk seperti di Boyolali dimana IPS ( Industri Produksi Susu) hanya menyerap 110 ribu liter perhari sedangkan susu yang disajikan mencapai 140 liter perhari itu berarti 30 ribu susu perhari yang tidak terserap, ada juga  dampak lain yang mengakibatkan kerugian bagi perusahaan susu.
Seperti yang dikatakan ( Dwi,2024) "Karena PMK dan selain itu kan usaha sapi perah ini tidak begitu menguntungkan karena biasanya untung di musim hujan, karena makanan berlimpah,Dan juga di musim kemarau,karena mereka harus menggunakan (pakan) konsentrat berat, jadi tidak untung. Sehingga itu lah kenapa populasi sapi perah maupun produksi susu di Indonesia sudah 14 tahun terakhir stagnan,". Pemerintah juga seharusnya dapat berperan dalam meningkatkan kualitas seperti memberi pelajaran kepada peternak dan juga memberi dukungan dalam bentuk kebijakan infrastruktur untuk distribusi susu. Perlu juga untuk meningkatkan efisiensi dalam produksi susu dengan menerapkan teknologi modern sehingga kualitas susu dapat terjaga dan juga banyak peternak dan perusahaan lokal yang masih menggunakan mesin tradisional dan seharusnya mereka mengikuti perkembangan jaman dengan menggunakan teknologi modern agar dapat bersaing juga dengan produk Impor.
Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan produktivitas dan mengatasi krisis perusahaan susu bukan hanya memandang dari segi harga namun melalui kualitas produk seperti peningkatan gizi dalam proses pembuatan susu sehingga dapat terhindar dari bakteri seperti Salmonella atau E.coli. Dari kualitas kemasan juga harus sesuai standar, beserta kandungan susu yang perlu dijaga dan dibuat lebih menarik. Beberapa hal yang perlu diperhatikan juga dari perspektif masyarakat mengenai produk susu lokal dimana dengan menggunakan teknologi modern. Produk yang dihasilkan oleh perusahaan susu lokal dapat menjadi lebih efisien dan tidak akan kalah saing dengan penjualan di luar negeri sehingga para peternak juga lebih semangat dalam menjalankan proses produksi susu sapi. Jadi marilah para pengusaha-pengusaha untuk lebih memperhatikan dari aspek kualitas produk karena itu merupakan salah satu kunci dari keberhasilan suatu usaha.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H