Mohon tunggu...
Michael CDN
Michael CDN Mohon Tunggu... -

" Kamu ada karena kami ada, Kamu berkuasa karena kami memberikan kekuasaan itu kepada kamu "

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Melihat Keunikan dan Sejarah Pasar Ular Permai di Tanjung Priok

31 Oktober 2016   23:56 Diperbarui: 1 November 2016   01:50 3633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih menurut Yanti, ijin dan keaslian barang-barang Pasar ular Permai dapat dijaga pertanggungjawabannya sejak awal eksistensi mereka di tahun lima puluhan. Dan hal itulah yang membuat banyak pelanggan tetap baik dari Indonesia maupun mancanegara berburu keramik-keramik orisinil di Pasar ular Permai.

Secara administratif pengelolaan, Pasar ular Permai tidak berada dibawah pemerintah provinsi dalam hal ini PD.Pasar Jaya melainkan dikelola secara mandiri oleh sebuah asosiasi yang bernama Asosiasi Pedagang Pasar ular Permai atau disingkat AP3. Untuk kepengurusan baru tahun 2016 ini, AP3 dikomandoi oleh Ketua umumnya Capt. H. Ropii. M dibantu wakil-wakilnya Ketua harian berikut wakil Hajjah Ibu Junah dan Bapak M. Imron, Sekretaris Tohom Richard M, dan Bendahara Noviyanti Silitonga.

Dalam pantauan kami di lokasi, walaupun dikelola secara mandiri, namun kebersihan, keamanan serta kenyamanan Pasar ular Permai lebih terjaga secara keseluruhan dibandingkan tempat-tempat perbelanjaan lainnya. AP3 sebagai institusi yang menjadi payung pemersatu sekaligus pelindung para pedagang disana menggaji Satuan Pengamanan, Petugas parkir, dan Petugas kebersihan khusus untuk menangani seluruh area yang mencakup kawasan Pasar ular Permai.

Pedagang kuliner seperti penjual bakso, sate madura, sate padang, kopi dan pisang goreng, sampai penjual rokok semua tampak menjaga kebersihan area tempat mereka berjualan. Begitu pula halnya dengan jasa ojek sepeda ontel, ojek sepeda motor, mereka memarkir serta mencari penumpang dengan tertib.

Petugas parkir bersinergi dengan Satuan pengamanan mengarahkan pengunjung yang memarkir kendaraan supaya tidak menempatkannya di pinggir jalan raya Yos Sudarso yang dapat mengganggu lalulintas umum di wilayah tersebut yang terkenal padat.

"Untuk biaya para petugas tersebut setiap bulannya, kami ambil dari iuran bulanan seluruh pedagang Pasar ular Permai," terang Yanti, bendahara AP3.

Ada selentingan miring tentang Pasar ular Permai menjadi salah satu tempat beredarnya barang-barang orisinil sesuai merk dan kualitasnya secara ilegal atau dikenal dengan 'black market'. Namun hal ini ditampik keras oleh Noviyanti Silitonga selaku salah satu pengurus harian asosiasi pedagang di Pasar ular Permai.

Jika memang merupakan salah satu pusat peredaran barang-barang ilegal, maka Pasar ular tidak akan berkembang pesat sampai hari ini, serta sulit melakukan praktek ilegal barang keramik dikarenakan kondisi fisik barang tersebut yang besar dan mudah pecah. Disamping itu, Pasar ular Permai pastinya akan menutup diri secara khusus bagi media massa yang ingin melakukan liputan kegiatan sehari-hari mereka, begitu menurut penjelasan Noviyanti.

Pasar ular juga ada di daerah Plumpang, Semper, Jakarta utara yang dikenal dengan Pasar ular Plumpang atau Pasar ular Baru. Yang membedakan antara Pasar ular Permai dan Pasar ular Plumpang adalah kegiatan jual-beli keramik import hanya ada di Pasar ular Permai.

Namun seiring perjalanan waktu, selain menjadi pusat keramik-keramik import orisinil berkualitas tinggi, lambat laun di Pasar ular Permai juga mulai banyak pedagang menjual beragam barang merk ternama dari parfum, dompet kulit, kacamata, sepatu, dan ikat pinggang kulit dimana barang-barang tersebut juga orisinil sesuai merk dan kualitasnya.

Menjawab tantangan masa depan dunia perdagangan tanah air, Asosiasi Pedagang Pasar ular Permai atau AP3 tetap mengkhususkan diri untuk terus menjual barang-barangimport kualitas orisinil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun