Natal dan sejarah singkatnya
Mungkin orang-orang saat ini masih belum terlalu memahami makna Natal yang sebenarnya dan bagaimana perjalanannya. Biasanya, Natal dikenal sebagai hari libur. ya tentu saja. Hari diskon besar-besaran?, itu juga benar. Tapi apa arti Natal bagi Gereja Katolik? Nah, pada artikel kali ini kita akan membahas tentang makna dan arti Natal menurut Gereja Katolik.
Natal atau kelahiran Yesus Kristus dirayakan pada tanggal 25 Desember setiap tahunnya. Tanggal pasti kelahiran Yesus Kristus tidak diketahui, dan ada beberapa teori tentang asal usul Natal dan Tahun Baru. Menurut Catholic Encyclopedia, Natal pertama kali disebutkan dalam Roman Chronograph 354 dalam "Depositio Martyrum" (Valentine Zucchetti Edition (Vatican City, 1942) 2:17). ((New Catholic Encyclopedia, Volume III, The Catholic University of America, (Washington: 1967, dicetak ulang 1981), hlm. 656)) Depositio Martyrum ditulis sekitar tahun 336, sehingga perayaan Natal dimulai sekitar pertengahan abad ke-4.
Natal sendiri dalam bahasa portugis berarti kelahiran atau dari bahasa latin Dies Natalis yang berarti hari lahir. Selain itu, dalam bahasa Inggris yang kita kenal disebut Christmas/ cristes messe yang berarti misa Kristus.
Mungkin yang lain juga bertanya, tapi kan Natal ngga ada di kitab suci? Itu benar, tetapi tidak semua hal disebutkan dalam kitab suci. Dan dalam kitab suci pun tidak dituliskan larangan merayakan Natal. Tetapi satu hal yang pasti bahwa dalam kitab suci dituliskan kelahiran Yesus Kristus ke dunia.
Merayakan perayaan Natal sendiri merupakan tanda kita menghargai cinta kasih Allah, kebaikan dan kemurahan hati Allah yang dengan rela turun ke dunia untuk menebus dosa-dosa manusia. Seperti halnya kita merayakan kelahiran teman atau orang yang kita cintai, keluarga, pacar, istri, anak.
Tentunya kita merayakan kelahiran mereka sebagai bentuk tanda cinta kasih Allah kepada mereka. Lantas mengapa tidak Kristus yang melebihi kita tidak kita rayakan juga? Cinta kasih Allah hadir dalam diri Kristus untuk kita hingga saat ini dan untuk itulah kita merayakan Hari raya Natal.
Lalu, Sinterklas itu siapa sih?
Mungkin dongeng mengenai Sinterklas atau Santa Claus sudah terkenal dimana-mana bahkan di seluruh dunia. Namanya sendiri berasal dari nama Yunani Νικολαος (Nikolaos) yang berarti : "Para pemenang". Terdiri Dari kata : νικη (nike) : "kemenangan" dan kata : λαος (laos) = "Orang, Masyarakat, Rakyat".
Ia adalah sosok fenomenal yang dikenal dunia sebagai pria berjanggut putih, perut buncit, dan pekerjaannya di kutub utara adalah membuat mainan lalu pada malam Natal ia membagikan kebahagiaan kepada seluruh anak-anak baik di berbagai penjuru dunia. Tapi sebenarnya ia adalah sosok orang kudus yang sangat terkenal karena kemurahan hatinya dan karena mujizat-mujizat yang dilakukannya.
Tokoh Santa Claus yang membawa hadiah untuk anak-anak pada saat Natal sebenarnya merupakan sekularisasi dari Santo Nicholas, uskup dari Myra yang baik hati. Menurut katakombe.org, Nicholas lahir di Asia kecil pada abad ketiga di sebuah Kota bernama Patara (Lycia dan Pamfilia), dan tinggal di Myra, Lycia (saat ini adalah wilayah Demre, Turki), yang pada saat itu adalah sebuah provinsi dari kekaisaran Romawi. Ia adalah anak tunggal dari seorang pedagang Yunani yang kaya-raya bernama Epifanius (Beberapa tradisi menyebut ayah santo Nicholas bernama Theophanes) dan isterinya Joan.
Dalam Gereja Timur, Santo Nikolas dihormati sebagai pelindung para pelaut. Lain halnya dengan Gereja Barat, ia dihormati sebagai pelindung anak-anak, dan pembantu para gadis miskin yang tidak mampu menyelenggarakan perkawinannya. Ia seorang uskup yang lugu, penuh semangat dan gigih membela orang-orang yang tertindas dan para fakir miskin. Pada masa penganiayaan dan penyebaran ajaran-ajaran sesat, ia menguatkan iman umatnya dan melindungi mereka dari pengaruh ajaran-ajaran sesat. Sosok Santo Nikolas ini akhirnya yang sejak turun temurun menjadi ambil bagian dalam tradisi Natal di berbagai negara.
Begitulah sejarah singkatnya, sehingga ia bukanlah sosok mitos atau dongeng kanak-kanak saja tetapi orang kudus yang dari masa ke masa turut serta mengambil bagian dalam kebahagiaan Natal.
Menghidupi Natal sesungguhnya
Natal sebagai bentuk cinta kasih Allah yang hadir sebagai Anak Manusia tentunya tidak akan hidup bila tidak dihidupi dan dihayati dalam kehidupan sehari-hari. Natal sendiri bukanlah hal-hal mengenai kado, hiasan, pernak-pernik bahkan film-film Natal. Natal adalah tentang Yesus.Yesus adalah tokoh utama dalam diri kita.
Secara logika dalam kehidupan sehari-hari kita sudah menuntut banyak hal kepada Tuhan apalagi hal-hal yang menurut kita sudah tidak ada harapan, tetapi kita meminta segala bentuk doa perwujudan kita kepada Tuhan. contoh simplenya dalam kehidupan sehari-hari ketika kita ulang tahun, tentu saja kita pasti melakukan tiup lilin / bahasa gaulnya make a wish. Kita berdoa meminta hal- hal baik dapat terjadi dalam usia kita yang bertambah.
Sekarang Yesus lah yang berulang tahun, kita yang mempersiapkan kedatangan-Nya ke dunia. Dengan begitu perayaan Natal seharusnya menjadi titik kepasrahan dalam hidup kita, berpasrah diri untuk dibentuk oleh Yesus yang hidup dalam diri kita, membiarkan Yesus yang membentuk kita, memberkati kita seperti ban bocor yang ditambal segala kekurangannya. Maka sudah selayaknya kita mempersiapkan segalanya bukan hal-hal duniawi melainkan batin dan nurani kita.
Siap dan mau dibentuk oleh Yesus sang Penebus yang lahir ke dunia. Biarkan keajaiban Natal menjadi keunikan-Nya yang tidak pernah terpikirkan oleh akal manusia. Bila kita mau untuk percaya, maka segala sesuatu akan ditambahkan untuk kita oleh karena belas kasihan-Nya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H