Setiap makhluk hidup di bumi ini pasti membutuhkan asupan gizi atau nutrisi untuk menjalani kesehariannya. Asupan-asupan seperti ini bisa didapatkan dari mengonsumsi makanan. Menurut KBBI, makanan adalah sesuatu yang dapat dikonsumsi, seperti bahan pangan maupun lauk-pauk. Semua bahan yang telah kita konsumsi tadi akan membentuk jaringan tubuh, memberikan sumber tenaga dan mengatur semua proses di dalam tubuh. (Rada, 2022).
Lalu, apakah kalian pernah melihat seseorang yang hobinya makan banyak tetapi tetap kurus? Ini menunjukkan bahwa mereka mempunyai metabolisme yang cukup cepat.Â
Metabolisme sendiri merupakan proses kecepatan tubuh dalam mencerna, menyerap, dan mengasimilasi makanan untuk diubah menjadi energi. Semakin cepat metabolismenya, maka juga akan semakin cepat proses pembakaran kalorinya (Mutmainnah, Suhartina, Angraeni, & Mauliah, 2022). Lebih jelasnya, metabolisme mengarah pada proses penyerapan semua zat gizi dari makanan yang sudah diubah menjadi bagian yang lebih kecil dari proses sebelumnya.Â
Dari penyerapan ini, zat gizi akan langsung dibagikan ke berbagai bagian tubuh dan digunakan untuk bahan energi. Adapun ciri-ciri orang yang metabolismenya cepat biasanya kesulitan untuk menambah berat badan, sering berkeringkat, nafsu makan besar, peningkatan detak jantung dan pernapasan, serta memiliki persentase lemak tubuh yang lebih rendah (Utari & Indah, 2021).
Lantas, apa yang menyebabkan cepatnya laju metabolisme pada tubuh seseorang? Hal ini bisa terjadi karena berbagai faktor, antara lain usia, jenis kelamin, dan genetik (Puji & Setiawan, n.d.). Tetapi secara umum, orang-orang biasanya memperoleh laju metabolisme yang cepat dari orang tua atau dengan kata lain mendapatkannya secara genetika.Â
Selain 3 faktor yang disebutkan tadi, ternyata massa otot dan aktivitas fisik juga bisa mempengaruhi cepat lambatnya laju metabolisme. Mengapa demikian? Massa otot yang lebih besar menandakan sel otot membutuhkan lebih banyak energi untuk menopang sel lemak. Karena itu, rata-rata orang yang membangun ototnya mungkin memiliki metabolisme yang lebih cepat daripada sebagian besar orang normal.
Berbanding terbalik dengan orang yang makannya sedikit tetapi memiliki badan yang gemuk, apakah mungkin mereka memiliki metabolisme yang lambat? Tentu kedua hal ini saling berhubungan satu sama lain. Keduanya menghubungkan proses metabolisme dalam perubahan berat badan.
Mereka dengan metabolisme yang lambat cenderung memiliki tubuh yang gemuk, dikarenakan kalori yang mereka terima dari sumber makanan itu diolah atau diserap secara lambat dan tidak dibarengi dengan olahraga.Â
Salah satu penyebab metabolisme menjadi lambat adalah kurangnya asupan karbohidrat. Ketika tubuh berada di kondisi ini, otomatis ia akan langsung menghemat energi dikarenakan sumber karbohidrat menjadi sangat terbatas.Â
Proses penghematan energi itulah yang dapat membuat laju metabolisme menjadi lambat (Puji & Goentoro, 8 Penyebab Metabolisme Lambat dan Efeknya pada Berat Badan, n.d.).Â
Diet keto adalah salah satu contoh penerapan penghematan energi atau diet rendah karbohidrat. Bisa dikatakan bahwa diet keto memiliki pola makan yang dilakukan dengan makan makanan rendah karbo, akan tetapi tinggi akan lemak. Diet ini dianggap dapat menurunkan berat badan dengan cepat.Â
Namun, diet keto ini masih menjadi kontroversi karena diduga bisa membahayakan kesehatan jika tidak dilakukan dengan tepat. Dalam studi jangka panjang anak-anak dan orang dewasa yang mengalami penurunan berat badan, 80-90% kembali ke persentil berat sebelumnya (Rosenbaum & Leibel, 2013).Â
Ketidakmampuan sebagian besar orang yang berhasil menurunkan berat badannya untuk mempertahankan penurunan berat badan mencerminkan tindakan metabolisme, neuroendokrin, dan sistem otonom yang kuat serta berlebih.
Setelah menganalisis kedua metabolisme cepat maupun metabolisme lambat, solusi atau upaya apa yang bisa dilakukan untuk mencapai tubuh yang ideal? Kita bisa memulai dengan mencukupi kebutuhan kalori akan makanan yang kaya protein, seperti kentang, telur, kacang-kacangan, dan susu.Â
Solusi ini cocok untuk kalian yang suka makan banyak tapi tubuh tetap kurus. Solusi lainnya adalah makan dengan porsi yang kecil tapi sering. Orang dengan tubuh yang kurus biasanya akan mudah merasa kenyang ketika melihat porsi makan yang banyak.Â
Maka dari itu, kalian bisa mencoba untuk membagi porsi makan menjadi 5-6 kali sehari dalam jumlah yang kecil. Rutin berolahraga juga berperan penting dalam menaikkan berat badan dengan membentuk massa otot, sehingga tubuh tampak lebih berisi.Â
Contoh olahraga yang bisa melatih kekuatan otot, antara lain ada angkat beban, renang, yoga, dan pilates. Solusi yang terakhir dan terlupakan padahal memiliki peran paling penting adalah tidur berkualitas. Untuk menambah berat badan, kalian diharuskan untuk tidur 7-8 jam setiap harinya, tentu hal ini bertujuan untuk menumbuhkan otot-otot pada tubuh.Â
Lalu, bagaimana dengan mereka yang memiliki laju metabolisme lambat? Salah satu faktor yang menyebabkan tubuh gemuk walaupun jarang makan adalah memiliki pola makan yang salah.Â
Jika porsi makan sudah sedikit namun berat badan tetap bertambah, artinya kalian terlalu banyak mengonsumsi makanan yang mengandung kalori, gula, dan lemak. Untuk menurunkan berat badan, disarankan untuk mengonsumsi makanan ataupun minuman yang tidak mengandung gula dan lemak berlebih. Ternyata, kurangnya waktu istirahat juga dapat menyebabkan tubuh gemuk.Â
Melansir dari National Sleep Foundation, kurang tidur dapat menyebabkan perubahan hormon ghrelin dan leptin yang memengaruhi rasa lapar. Kurang tidur dapat menyebabkan seseorang terus merasakan lapar dan mengonsumsi makanan yang kurang sehat.Â
Inilah yang menyebabkan kenaikan berat badan tanpa disadari (Makarim, 2020). Karena itu, disarankan untuk melakukan olahraga ringan di luar maupun di dalam ruangan. Hal ini dapat membuat kerja metabolisme tubuh semakin optimal dan terhindar dari kenaikan berat badan.
Jadi, metabolisme mana yang tubuh kalian punya? yang cepat atau lambat?
Daftar Pustaka
Makarim, d. F. (2020, July 20). Ini Alasan Orang Cepat Gemuk Meski Makan Jumlah Sedikit. Retrieved from halodoc: https://www.halodoc.com/artikel/ini-alasan-orang-cepat-gemuk-meski-makan-jumlah-sedikit
Mutmainnah, Suhartina, Angraeni, R., & Mauliah, F. U. (2022). Metabolisme. Jurnal Kesehatan USIMAR, Vol 1 No 2.
Puji, A., & Goentoro, d. P. (n.d.). 8 Penyebab Metabolisme Lambat dan Efeknya pada Berat Badan. Retrieved from hellosehat: https://hellosehat.com/pencernaan/penyebab-metabolisme-lambat-dan-cara-mengatasinya/
Puji, A., & Setiawan, d. A. (n.d.). Ciri Metabolisme Cepat dan Efeknya pada Berat Badan. Retrieved from hellosehat: https://hellosehat.com/pencernaan/metabolisme-cepat/
Rada. (2022, March 8). Makan Adalah. Retrieved from dosenpintar: https://dosenpintar.com/makan-adalah/
Rosenbaum, M., & Leibel, R. L. (2013). Adaptive Thermogenesis in Humans. National Library of Medicine.
Utari, d. R., & Indah, A. N. (2021, September 30). Benarkah Metabolisme Cepat Bisa Menurunkan Berat Badan? Retrieved from sehatq: https://www.sehatq.com/artikel/benarkan-metabolisme-cepat-bisa-menurunkan-berat-badan
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3673773/
https://hellosehat.com/pencernaan/penyebab-metabolisme-lambat-dan-cara-mengatasinya/
https://www.sehatq.com/artikel/benarkan-metabolisme-cepat-bisa-menurunkan-berat-badan
https://health.detik.com/hidup-sehat-detikhealth/d-1535313/banyak-makan-tapi-tetap-kurus
https://www.alodokter.com/makan-banyak-tapi-tetap-kurus-ini-kemungkinan-penyebabnya
https://dosenpintar.com/makan-adalah/
https://www.halodoc.com/artikel/ini-alasan-orang-cepat-gemuk-meski-makan-jumlah-sedikit
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H