Kali ini, kita akan membahas makanan semi padat, berasa manis, lembut, empuk, dan sangat sering digunakan sebagai makanan penutup, yaitu es krim. Es krim tersebut digemari oleh semua kalangan mulai dari anak-anak hingga dewasa. Selain itu, es krim memiliki berbagai varian rasa serta dapat diinovasikan atau dikombinasikan dengan makanan lainnya yaitu wafel es krim, banana split, jus dengan tambahan es krim, serta es krim yang digoreng. Nah, bisa juga ditemukan di minuman boba. Sekarang, banyak minuman boba yang menyediakan topping es krim, dan masih banyak lagi! Sesungguhnya, es krim ini dibuat dari apa nih?Â
Es krim dibuat dari bahan baku susu yang tersusun dari pasteurisasi, homegenisasi, pematangan es krim, dan pengadukan. Susu yang digunakan, yaitu susu full cream. Lantas kenapa sih harus dipakai full cream? Susu full cream mengandung lemak. Sesungguhnya, susu tersebut digunakan untuk membentuk aroma serta menciptakan tekstur yang lembut (Rahmawati, 2012). Â
Bisa gak ya kalau es krim dibuat dengan hanya susu skim atau susu rendah lemak? Jawabannya bisa, namun tekstur yang dihasilkan kurang disukai, karena kristal yang terbentuk kasar (Iteh, 2012). Umumnya, penggunaan susu skim  dikombinasikan dengan susu full cream guna menambah padatan es krim dan berperan sebagai emulsifier, yaitu dapat mencampur globula lemak pada susu dan air, sehingga tekstur eskrim yang diperoleh  menjadi lebih halus.Â
Lalu, ciri yang membedakan es krim dari produk pangan lainnya dan yang paling unik yaitu es krim sangat mudah meleleh! Â Oleh karena itu, Â peneliti di bidang pangan berusaha untuk mengolah es krim ini bisa menjadi tidak cepat meleleh di dalam proses pembuatannya hingga pemasarannya, mudah distribusikan sehingga kita bisa menikmati produk ini! Hebat, bukan?Â
Sebagai suatu produk pangan yang sensitif terhadap suhu, es krim ini membutuhkan penstabil. Penstabil berfungsi untuk meningkatkan kekentalan dan mengurangi atau mencegah terbentuknya kristal kasar yang nantinya dapat mempengaruhi tekstur es krim, memperlambat proses leleh es krim serta memperlambat proses pembentukan kristal es. (Susilorini dan Sawitri, 2006). Terdapat dua jenis penstabil, yaitu penstabil nabati dan hewani. Penstabil nabati dapat bersumber dari rumput laut sedangkan penstabil hewani bersumber dari telur ayam.
Secara umum, penstabil yang digunakan, yaitu CMC (Carboxyl Metyl Cellulose), gum arab, lesitin dan alginat. Lesitin bersumber dari kuning telur serta kacang kedelai (Mulyani, 2018). Â Apabila kita menggunakan penstabil tersebut, maka dalam pemrosesan pembuatan es krim, es krim menjadi tidak mudah meleleh.Â
Tahukah Anda? Rasa manis es krim didapatkan dari penambahan gula, yaitu gula pasir dan stevia, serta madu (Hasanah, 2022). Selain itu, penambahan sukrosa dalam es krim dapat menurunkan titik beku (Rantesuba, 2017). Oleh karena itu, semakin tinggi konsentrasi gula yang ditambahkan, maka semakin lembut tekstur es krim yang dihasilkan (Rantesuba, 2017). Gula berfungsi untuk mengontrol jumlah air beku, menutupi cita rasa yang tidak enak, Â mempengaruhi tekstur, dan memperkuat ikatan antar molekul yang terdapat dalam es krim sehingga es krim yang dihasilkan tidak mudah meleleh karena oksigen yang ada di dalam es krim menjadi lebih terperangkap.Â
Namun, disisi lain apabila jumlah gula yang ditambahkan berlebih, es krim tidak menjadi mengembang, karena dengan adanya gula, es krim menjadi lebih padat dan kental. Oleh karenanya, penambahan jumlah gula perlu diperhatikan.
Coba teman-teman kalau punya es krim kegemaran di rumah, boleh di kepo-in komposisi penstabil serta jenis gula yang ada di dalam es krim yang teman-teman gemari!Â
Sekian dulu ya teman-teman, dadah!Â
Daftar Pustaka
Hasanah, A. A. N., Mustofa, A., & Widanti, Y. A. (2020). KARAKTERISTIK KIMIA, FISIKA, DAN SENSORI ES KRIM BUAH BIT (Beta vulgaris L.) DENGAN PERBEDAAN JENIS GULA. JITIPARI (Jurnal Ilmiah Teknologi dan Industri Pangan UNISRI), 5(1), 44-55.
ITEH, RUTH MELINA (2012) PENGGUNAAN ESTER SUKROSA ATAU MONO/DI-GLISERIDA DIBANDINGKAN DENGAN KUNING TELUR DALAM MEMPERBAIKI BEBERAPA KARAKTERISTIK FISIK ES KRIM.
Mulyani, D. R., Dewi, E. N., & Kurniasih, R. A. (2018). Karakteristik es krim dengan penambahan alginat sebagai penstabil. Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan, 6(3), 36-42.
Rahmawati, R. (2012). Tingkat penambahan bahan pengembang pada pembuatan es krim instan ditinjau dari mutu organoleptik dan tingkat kelarutan (Doctoral dissertation, Universitas Brawijaya).
Rantesuba, N. A. (2017). Pengaruh Penambahan Sukrosa Terhadap Karakteristik Organoleptik, Waktu Leleh dan Overrun Es Krim Rasa Kopi. Skripsi. Penelitian. Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin. Makasar.
Susilorini, Tri Eko dan Manik Eirry Sawitri. 2006. Produk Olahan Susu. Depok: Penebar Swadaya.Â
https://mahasiswa.yai.ac.id/v5/data_mhs/tugas/1744290033/06PDF%20PKM-K%20KWU%20.pdf
http://e-journal.uajy.ac.id/20984/3/BL016012.pdf
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H