Mohon tunggu...
Abel
Abel Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Terang dan Garam

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sabda Alam

1 Maret 2016   22:18 Diperbarui: 1 Maret 2016   22:42 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

aku ada sebelum engkau, anak ku

DIA, merendaku, menghiasiku, menataku

dan menghembuskan kehidupan sebelum engkau ada, anak ku

karena DIA...

aku bisa menyusui engkau

aku bisa memberikan engkau segala sesuatu

tempat berteduh

tempat bernaung

bahkan kehidupan....

kini aku bagaikan wanita tua

yang menangis di tepi sungai, di bawah sebuah pohon

menyendiri

menantikan akhir ku...

mengenang kemegahanku di alam ini, yang terkikis dan hilang...

 

lupakah engkau padaku?

akulah pohon yang kau tebangi

akulah hewan yang kau buru demi hawa nafsumu

akulah air yang kotor akibat polusi

akulah udara yang kau hirup

akulah tanah tandus tempat kau berpijak

 

tanganku tak sanggup lagi merangkulmu

wajahku pun tiada berseri jua

kakiku tergopoh

dan yang ada hanyalah duka di hatiku

 

apa salah ku, anaku?

pernahkah aku menyakiti mu?

bagaimana caranya membalikkan hatimu?

 

segalanya telah kuberikan...

pintaku...

rawatlah aku,

SELAGI MASIH ADA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun