Mohon tunggu...
Michael
Michael Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Gemar Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kampus Mengajar sebagai Jawaban Atas Permasalahan Pendidikan di SDN Cengkareng Timur 13 Petang

5 November 2022   18:34 Diperbarui: 5 November 2022   18:42 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selama dua tahun Indonesia telah dilanda  oleh virus covid-19, yang mana virus ini telah mempengaruhi kehidupan sehari-hari setiap orang, dan akhirnya menjadi sebuah pandemi. Selama dua tahun ini sudah banyak cara yang telah ditempuh oleh pemerintah dalam menangani Kasus covid- 19 yang belum mereda sampai sekarang di berbagai sektor. 

Pada sektor pendidikan, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan untuk menerapkan pembelajaran jarak jauh kepada hampir seluruh sekolah yang ada di Indonesia. Tentunya dengan kebijakan ini, dapat mengurangi penularan virus covid-19. Namun, dalam pelaksanaannya ternyata kebijakan ini tidak efektif bagi sebagian kalangan masyarakat. Hal ini karena masih banyak guru, orang tua, serta siswa yang belum melek teknologi, sehingga dalam pelaksanaanya masih banyak masyarakat yang sulit untuk beradaptasi.

 Selain kurangnya melek teknologi, pelaksanaan kebijakan pembelajaran daring juga memiliki dampak yang besar bagi siswa-siswi, karena dengan pembelajaran daring, para siswa kurang bisa melakukan sosialisasi dan kurang bisa menyampaikan ekspresinya. Tak sampai disitu, karena pembelajaran daring saat ini juga, maka pendidikan di Indonesia saat ini mengalami Learning Loss. Hal ini dapat dibuktikan dari bagaimana banyak siswa sekolah dasar maupun menengah yang saat ini belum mampu dalam membaca maupun berhitung.

Untuk menjawab permasalahan pendidikan yang saat ini sedang terjadi di Indonesia, maka melalui Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, beserta Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan pun menciptakan sebuah program bernama "Kampus Mengajar". 

Kampus mengajar merupakan salah satu bentuk pelaksanaan dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Adapun program ini dibuat untuk memberdayakan mahasiswa dalam membantu sekolah dasar (SD) khususnya di lokasi 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar) dalam berbagai hal, seperti membantu sekolah dalam pelaksanaan proses pembelajaran, administrasi, dan adaptasi teknologi.  

Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan kompetensi baik softskils maupun hardskill agar mahasiswa lebih siap dengan kebutuhan zaman sebelum benar-benar terjun ke masyarakat. 

dokpri
dokpri
Pada tahapan pelaksanaanya, mula-mula saya dan rekan-rekan saya melakukan beberapa observasi di SDN Cengkareng timur 13 Petang selama satu minggu. Observasi dilakukan melalui  cara wawancara dengan kepala sekolah, guru-guru, dan para staff. Selain wawancara, kami juga melakukan observasi dengan cara melakukan pengamatan langsung kepada siswa-siswa di sana. 

Setelah melakukan observasi kepada guru-guru dan para murid, kami akhirnya menemukan beberapa temuan bahwa, masih banyak murid yang ada di SD Negeri Cengkareng Timur 13 Petang yang memiliki minat dan motivasi belajar yang rendah, sehingga murid-murid sering sekali tidak masuk sekolah, dan tidak tertarik mengikuti kegiatan pembelajaran. 

Selain itu masih banyak murid-murid yang belum bisa membaca, menulis, atapun berhitung walaupun sudah berada di kelas yang lebih tinggi. Hal ini dikarenakan efek dari pembelajaran daring yang terkadang siswa menjadi tidak belajar ataupun mengerjakan tugas yang telah diberikan, dan dikarenakan banyak orang tua murid yang berada di kalangan ekonomi kelas rendah membuat banyak siswa-siswi di SD Negeri Cengkareng Timur 13 belum memiliki gawai atau komputer, sehingga hal ini menyebabkan siswa kurang beradaptasi dengan teknologi.

Untuk menjawab permasalahan ini akhirnya saya dan rekan-rekan saya pun menyusun beberapa program untuk menjawab permasalahan pendidikan yang terjadi di SDN Cengkareng Timur 13 Petang, yaitu program Literasi, Numerasi, dan Teknologi.  Program-program ini biasanya selalu dilaksanakan sebelum ataupun sesudah pembelajaran, dan waktu pelaksanaan tiap programnya adalah 30 menit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun