Mohon tunggu...
Michael Hananta
Michael Hananta Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Mahasiswa.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

6 Faktor Ini Jadikan Kampanye Donald Trump Luar Biasa

30 Juli 2016   21:01 Diperbarui: 31 Juli 2016   11:34 2109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Donald Trump. Sumber: bgr.com

Bila saya amati, rupa-rupanya orang Indonesia bila dimintai pendapat mengenai siapa presiden AS berikutnya, sebagian besar tentu menjagokan Hillary Clinton ketimbang Donald Trump. Saya cukup memahami alasannya. Banyak yang mungkin beralasan bahwa sudah saatnya seorang wanita menjadi presiden negara adidaya tersebut. Atau mungkin banyak juga yang menjagokan Clinton karena Donald Trump, menurut orang Indonesia, dicap anti-Muslim, rasis, dsb.

Akan tetapi hasil pengamatan berbagai media menunjukkan bahwa sampai sekarang Donald Trump justru semakin berkejar-kejaran dengan Hillary Clinton. Kenyataannya jumlah pendukung Clinton sudah hampir sama dengan jumlah pendukung Trump. Bahkan semakin banyak polling yang menunjukkan keunggulan Trump atas Clinton. Hasil polling terbaru CNN menunjukkan keunggulan Trump (48%) sebesar 3 persen atas Clinton (45%). Hasil polling CBS juga menunjukkan keunggulan Trump atas Clinton dengan selisih 1 persen. Tentu media-media lain juga ada yang tetap membuktikan keunggulan Clinton atas Trump. Akan tetapi poinnya adalah, kampanye Trump saat ini sudah sama kuat dengan kampanye Clinton. Pertanyaannya sederhana: bagaimana bisa?

Donald Trump dan Hillary Clinton sekarang semakin neck-in-neck dalam polling. Sumber: www.realclearpolitics.com
Donald Trump dan Hillary Clinton sekarang semakin neck-in-neck dalam polling. Sumber: www.realclearpolitics.com
Ketika Trump mengumumkan kampanyenya secara resmi pada 16 Juni 2015 lalu, banyak media menganggap bahwa hal ini hanya gurauan belaka. Banyak pihak yang mengklaim bahwa kampanye "guyonan" ini tidak akan bertahan lama. Bahkan Jeb Bush, saudara Presiden George W. Bush, sudah digadang-gadang akan memenangkan nominasi Partai Republican untuk pilpres 2016 mendatang. Akan tetapi, kenyataannya justru sangat berlawanan. 

Trump menjalankan kampanyenya dengan begitu spektakuler. Benar adanya bahwa ia banyak mengucapkan statement yang mengejutkan dan kontroversial, seperti membangun dinding pembatas dengan Meksiko, melarang Muslim masuk AS, menghina kandidat-kandidat lain, dsb. Akan tetapi fakta tidak berkata bohong. Trump berhasil menyingkirkan 16 kandidat lainnya, yang rata-rata merupakan pejabat-pejabat penting Partai Republican. Trump berhasil memenangkan 41 pemilihan di seluruh daratan AS dan menjadi nominee. Trump dapat dikatakan menang telak dalam pertarungan menuju general election ini.

Setidaknya ada beberapa hal yang membuat kampanye Donald Trump begitu sukses.

1. Trump berhasil menunjukkan diri sebagai "orang luar" yang berani menentang jajaran orang-orang politik. Salah satu keraguan publik terhadap Trump ketika awal election ini adalah nihilnya pengalaman Trump di bidang politik. Benar, Trump tidak pernah terlibat dalam politik sama sekali: seorang political outsider. Trump hanya dikenal sebagai seorang businessman sukses yang telah mempunyai puluhan, bahkan ratusan perusahaan di seluruh dunia. 

Akan tetapi, Trump sepertinya menyadari bahwa publik sudah lelah dengan politikus; orang-orang politik yang terlalu mengedepankan political correctness. Trump tidak peduli dengan bagaimana publik akan menilainya. Trump tidak takut statement-nya akan menjatuhkannya secara politis, karena ia sendiri bukan politikus. Tidak heran Trump sukses menyingkirkan jajaran politikus Republican yang terkesan terlalu bermuka dua dan hanya ingin mempertahankan "kehormatannya" sebagai politikus.

2. Trump sukses menarik perhatian publik dengan mudah hanya dengan melalui pidato-pidatonya yang begitu lugas. Berdasarkan pengamatan The Boston Globe terhadap salah satu debat calon presiden Republican, penggunaan bahasa Donald Trump hanya setara kelas 4 SD dengan rating 4.1. Sebagai perbandingan, pidato Bernie Sanders mendapat rating 10.1, sedangkan Hillary Clinton mendapat rating 7.7. Perbandingan yang cukup jauh. 

Akan tetapi, hal itu justru menguntungkan Trump. Orang-orang tentu lebih suka dengan bahasa yang lebih sederhana dan mudah dipahami, dan Trump cukup paham akan hal itu. Trump tidak banyak menggunakan diksi yang rumit seperti yang sering dilakukan politikus cerdas lainnya, tetapi ia selalu menyampaikan poinnya berulang-ulang kepada publik sehingga orang-orang pun tidak sedikit yang menaruh perhatiannya kepada Trump.

Dari hasil analisis, rupanya Trump memiliki level bahasa yang paling rendah dibanding kandidat lainnya. Sumber: esquire.com
Dari hasil analisis, rupanya Trump memiliki level bahasa yang paling rendah dibanding kandidat lainnya. Sumber: esquire.com
3. Trump berhasil memanfaatkan pers untuk meningkatkan pamornya. Trump terkenal banyak menyampaikan program-program yang ekstrem. Sebut saja melarang muslim masuk AS, membangun dinding pembatas dengan Meksiko, menerapkan hukuman penyiksaan waterboarding terhadap orang-orang yang diduga ISIS, memuji para pemimpin "diktator" seperti Kim Jong Un, Vladimir Putin, Saddam Hussein, dsb. Hal-hal ini terus-menerus diberitakan oleh media dan dikritik terus-terusan. 

Akan tetapi, justru hal inilah yang membuat Trump semakin banyak dibicarakan, dan publik semakin tertarik kepada Trump. Bahkan sebagai seorang businessman sukses selama puluhan tahun, ia sudah paham akan hal ini. Dalam bukunya The Art of the Deal, ia menulis bahwa "terkadang publisitas negatif jauh lebih baik daripada tidak adanya publisitas sama sekali." Dan sekali lagi Donald Trump sukses dalam meraih publisitas tersebut, meskipun sebagian besar menilainya sebagai hal yang negatif.

4. Trump tidak takut berbicara blak-blakan. Berbagai pidato Trump memang tidak tanggung-tanggung ketika membahas sesuatu. Ia tidak takut untuk mengatakan bahwa Islam adalah radikal dan perlu "ditekan" supaya bisa menghentikan ISIS. Ia tidak tanggung-tanggung "menyuruh" Meksiko untuk membayar biaya pembangunan dinding pembatas AS-Meksiko sebagai ganti pembayaran utang mereka. Ia berani mengatakan bahwa ekonomi AS tertinggal jauh di belakang Tiongkok. 

Bahkan, pasca munculnya spekulasi bahwa Partai Demokrat telah dibobol oleh Rusia, ia segera mempercayai teori itu, seolah-olah tanpa pikir panjang sama sekali, dan dengan penuh percaya diri meminta Rusia untuk mencari 30.000 email Hillary yang hilang. Intinya, Trump tidak takut mengucapkan hal-hal yang kontroversial sekalipun. Ia selalu mengutarakan apa yang ada dalam pikirannya, tanpa filter politik sama sekali. Dan hal-hal semacam inilah yang membuat orang-orang berpikir bahwa orang terbuka semacam inilah yang diperlukan untuk menjadi presiden AS yang hebat.

5. Branding cemerlang Donald Trump terhadap lawan-lawannya. Trump terkenal suka menyebut nama-nama kandidat lain dengan sebutan-sebutan konyol, seperti crooked Hillary (Hillary pembohong), lying Ted (Ted pembohong), crazy Bernie (Bernie gila), little Marco (Marco kecil), dsb. Rupanya hal ini terbukti efektif. Trump membuat para pendukungnya dengan mudah mengingat betapa buruknya kandidat-kandidat saingannya. Itulah sebabnya publik tidak ragu untuk memilih Donald Trump dalam setiap primary. Bahkan Ted Cruz, runner-up dalam pemilihan kandidat Partai Republican, tidak berdaya ketika ia adu mulut dengan pendukung Trump dan dihina-hina dengan sebutan lying Ted. Tidak heran Trump menang mudah di berbagai wilayah.

Ted Cruz tidak berdaya ketika ia dihina dengan sebutan (mixxur.com)
Ted Cruz tidak berdaya ketika ia dihina dengan sebutan (mixxur.com)
6. Situasi Partai Demokrat yang sesungguhnya, buruk. Seusai menjadi nominee Partai Republican, Trump sesungguhnya cukup beruntung terhadap situasi yang terjadi. Partai seberang, Demokrat, sesungguhnya sekarang justru semakin terombang-ambing. Skandal DNC yang diungkap WikiLeaks begitu melemahkan Partai Demokrat. Belum lagi Hillary Clinton dengan sederet skandal yang terus-menerus menjegalnya. Apalagi, baru-baru ini, pendiri WikiLeaks, Julian Assange, menyatakan bahwa WikiLeaks akan membocorkan lebih banyak email yang dipastikan akan semakin merusak nama Hillary, bahkan bisa memenjarakannya. 

Hillary Clinton sang nominee sesungguhnya tidak memiliki citra yang begitu baik dan ini adalah hal yang bisa diekspos Trump sebesar-besarnya. Dengan kepiawaian yang sama ketika ia berhasil menundukkan puluhan kandidat Republican lainnya, rasa-rasanya Trump akan semakin beringas dalam menguliti Hillary. Dan bisa jadi itu semua bisa mengubah hasil general election 180 derajat.

Skandal demi skandal yang menimpa Hillary Clinton bisa jadi menguntungkan Trump. Sumber: nymag.com
Skandal demi skandal yang menimpa Hillary Clinton bisa jadi menguntungkan Trump. Sumber: nymag.com
Sesungguhnya fakta-fakta di atas bisa semakin melancarkan laju Trump menuju White House, atau membuat publik menjadi sadar. Publik seharusnya menyadari bahwa selama ini (mungkin) mereka kurang bijaksana dalam menyikapi pemilihan presiden ini. Yang terpenting adalah mencegah agar hal ini tidak terjadi lagi. Rakyat yang cukup sadar akan bahaya yang ditimbulkan bila Trump menjadi presiden seharusnya berusaha semaksimal mungkin untuk mencegah Trump menduduki White House. Satu-satunya cara adalah memilih Hillary Clinton, entah mereka menyukai Clinton atau tidak. Tetapi, kalau publik menganggap hal ini adalah suatu kewajaran, apakah Trump memang akan menjadi presiden AS berikutnya?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun