Mohon tunggu...
Micha
Micha Mohon Tunggu... Mahasiswa - student

tough but fair

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penghancur Bangsa Berada pada Diri

12 September 2023   18:32 Diperbarui: 12 September 2023   19:40 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Tidak lama kemudian setelah upaya penyelesaian secara damai gagal, pada 14 Juli 1950 pemerintah melakukan tindakan militer kepada RMS dan melakukan Gerakan Operasi Militer 3. Setelah itu pada 28 September 1950, pasukan APRIS akhirnya berhasil menguasai kota Ambon dan situasi kembali kondusif tetapi satu tokoh gugur dalam pemberontakan RMS yaitu, Letnan Kolonel Slamet Riyadi saat perebutan Benteng Nieuw Victoria.

            Meskipun 12 April 1956 pemimpin RMS, Soumokil telah dieksekusi di Pulau Obi, Hemera Selatan. Banyak dari pendukung RMS, tepatnya 15 ribu jumlahnya, berimigrasi ke Belanda dan melanjutkan kampanye ideologi mereka mengartikan bahwa keberadaan RMS tetaplah ada hingga saat ini. Pernyataan ini juga didukung oleh kejadian dimana terjadi pengibaran bendera RMS di hadapan Presiden SBY pada 29 Juni 2007 oleh sekelompok pemuda Maluku.

            Dari sini kita dapat belajar bahwa kita masih harus tetap waspada pada segala hal yang mengancam integrasi. Bukan hanya pada keberadaan RMS yang masih ada ataupun organisasi lainnya, melainkan juga pada hal yang ada pada kehidupan sehari-hari kita. Salah satu hal yang paling sederhana yang kita wajib waspadakan adalah keberadaan toleransi pada lingkungan sekitar kita.

            Sebagai warga Indonesia, sudahlah menjadi kewajiban kita untuk memiliki keinginan supaya bangsa Indonesia dapat menjadi bangsa yang maju dan terus menjadi lebih sejahtera. Memiliki sifat untuk bertoleransi serta hormat akan perbedaan yang ada menjadi kunci untuk menciptakan persatuan kesatuan pada lingkungan dan jika terdapat kesatuan, maka integrasi akan hadir pada Indonesia.

            Jika kita berhasil menciptakan sebuah intergrasi maka kita dapat menerima dan memahami satu sama lain, sehingga pada suatu ketika terjadi sebuah konflik kita pasti akan dapat menyelesaikannya dengan damai tidak memerlukan tindakan militer. Meskipun Indonesia telah berhasil merdeka oleh karena persatuan kesatuan, tetapi penerapan persatuan kesatuan pada masa ini masih belum diterapkan secara sepenuhnya yang dibuktikan dengan kehadiran berbagai konflik dan penyelesaian yang terkadang kurang damai.

            Pada suatu ketika saat setiap warga Indonesia memiliki kemauan untuk bersatu dengan sesamanya tanpa memandang perbedaan yang ada, tidak mempedulikan agama, suku, ras, adat, warna kulit, ataupun kedudukan sosial. Pada saat itulah, dimana Indonesia akan dapat menjadi negara terkuat, tersukses, tertinggi, dan terhebat pada bumi ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun