Mohon tunggu...
Micha
Micha Mohon Tunggu... Mahasiswa - student

tough but fair

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penghancur Bangsa Berada pada Diri

12 September 2023   18:32 Diperbarui: 12 September 2023   19:40 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sebuah fotografi yang diambil oleh Micha (Penulis) yang menunjukkan potensi kehancuran pada sebuah lingkungan 

“Jangan memperbanyak lawan, tetapi perbanyaklah kawan!” Bung Tomo meneriakkan kalimat tersebut kepada ribuan pemuda-pemuda Indonesia pada masanya. Tetapi apakah kalimat yang Bung Tomo ucapkan hanya berlaku untuk masanya? Hanya untuk pemuda-pemuda yang melawan tentara Sekutu? Apakah karena sudah tidak ada penjajahan lagi pada wilayah Indonesia, kita dapat melupakannya? 

            Indonesia yang tampaknya sudah bebas dari semua penjajahan dan tidak ada yang mengancamnya lagi merupakan pemikiran yang salah. Kita harus ingat bahwa Indonesia dapat merdeka oleh karena integrasi yang terciptakan dari persatuan kesatuan yang terjadi pada pemuda-pemuda Indonesia pada saat itu. Tetapi bukannya setelah kemerdekaan kita dapat melupakan konsep integrasi karena persatuan masih sangat dibutuhkan oleh bangsa negara Indonesia.

            Tetapi apa itu integrasi? Mungkin kata “integrasi” merupakan sebuah perkataan yang jarang didengar pada kehidupan sehari-hari kita jika dibandingkan dengan kata “persatuan” ataupun “kesatuan”. Tetapi arti dari integrasi tidak jauh dari pepatah persatuan kesatuan, menurut KBBI integrasi mengartikan sebuah pembauran hingga menjadi kesatuan yang untuh. Jadi ya, integrasi merupakan bagian dari persatuan dan kesatuan.

            Seperti yang kita telah ketahui, Indonesia berhasil merdeka oleh karena persatuan dan persatuan ini merupakan kunci untuk segalanya bagi Indonesia. Tetapi mengapa begitu? Jawabannya sangatlah sederhana. Keberagaman. Indonesia memiliki banyak sekali keberagaman atau bahkan terlalu banyak. Keberagaman yang dimiliki Indonesia disebabkan oleh berbagai faktor tetapi faktor utamanya adalah karena Indonesia merupakan negara kepulauan.

            Keberagaman yang tercipta pada setiap pulaunya yang memiliki ciri khas yang berbeda-beda dengan satu sama lain merupakan hal yang indah dan juga buruk. Dengan keberagaman yang ada, Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki budaya negara yang terindah. Kita juga dapat saling melengkapi satu sama lain dengan memanfaatkan perbedaan yang ada.

Tetapi sayangnya kita harus menghadapi sebuah realita dimana semua orang tidak memiliki sifat ideal yang diharapkan. Perbedaan yang ada oleh karena keberagaman ini juga menciptakan adat, pemikiran dan nilai moral yang berbeda sehingga menyebabkan seringnya konflik dengan satu sama lain.

            Sejak dari masa awal kemerdekaan hingga masa reformasi, telah terjadi banyak peristiwa pemberontakan yang dilakukan oleh kelompok-kelompok tertentu. Aksi pemberontakan yang telah dilakukan semuanya memiliki potensi yang besar untuk memecahkan Indonesia hingga menjadi kecil dan lemah.

Jika terjadi sebuah kesalahan saat menangani aksi-aksi pemberontakan kecil maupun besar, sudah pasti akan menghasilkan kehancuran yang dahsyat dan tidak dapat diperbaiki. Aksi-aksi pemberontakan yang dilakukan oleh kelompok-kelompok tertentu ini sangatlah bahaya dan harap diperhatikan. Tetapi seperti apakah aksi pemborantakan yang telah dilakukan?

            RMS atau Republik Maluku Selatan merupakan sebuah republik yang memproklamasikan dirinya pada tanggal 25 April 1950 dengan Dr. Christian Robert Steven Soumokil, mantan Jaksa Agung NIT sebagai pemimpinnya. Pemberontakan ini berupa dalam bentuk gerakan separatis yang menolak integrasi dan ingin membentuk negara sendiri (lepas dari NIT ataupun NKRI). Pemberontakan ini dilakukan dengan landasan para mantan KNIL yang merupakan tentara Kerajaan hindia Belanda merasa khawatir akan status mereka setelah hasil Konferensi Meja Bundar keluar.

Untuk mendapatkan dukungan dari rakyat dan memperluas propaganda-propaganda RMS, RMS memanfaatkan fakta bahwa pada masa itu Indonesia gagal besar pada pembangunannya secara kesuluruhan nasional. Pada bagian Indonesia timur terutama Maluku dan Papua, pembangunan yang terjadi tidaklah terasa jika dibandingkan dengan pembangunan yang terjadi pada pulau Jawa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun