“Kok sayur lagi? Kenapa bukan daging ayam?” teriak Rina pada ibunya.
”Daging ayam mahal, Nak. Lagipula sayur itu kan sehat,”ibu menjelaskan dengan sabar.
Rina pun berangkat ke sekolah sambil bersungut-sungut kesal. Rina merasa malu setiap membuka kotak bekal pada jam istirahat. Isi kotak bekal teman-temannya terlihat lezat. Ada ayam goreng, ham, sosis. Sementara kotak bekal Rina isinya nasi, sayur, dan tempe doang.
Di lain waktu, Rina meminta dibelikan boneka Barbie. “Maaa! Beliin boneka Barbie yang terbaru itu dong. Soalnya teman-teman aku pada punya semua. Pliiiis,”rengek Rina.
”Tetapi boneka itu kan mahal. Lagian kamu sudah punya boneka yang lain,”jawab ibu. Rina kembali menggerutu kesal.
Esoknya, ibu telah menyiapkan kue sebagai bekal di dalam tas Rina. ”Lho, buat apa kue ini? Keliatan nggak enak tuh,”seru Rina ketus.
“Supaya kalau mobil jemputan datangnya agak lama, kamu enggak kelaparan.”jawab ibu. Rina kesal karena tasnya terasa sangat berat oleh adanya kue itu.
Benar saja, hari itu mobil jemputan terlambat datang. Perut Rina sudah keroncongan saking lapar. Rina teringat ada kue di tasnya. Ia pun akhirnya sadar, ternyata selama ini ibu memberikan yang terbaik baginya. Tak terasa pandangan mata Rina menjadi kabur. Matanya berkaca-kaca. Dia tak bisa menahan butiran-butiran bening yang menggelinding dari sudut matanya. Rina bergumam, ”Aku sayang Mama”.
Tiba di rumah, Rina langsung menghambur memeluk ibunya. “Maafin Rina ya, Ma,” ucapnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H