Mohon tunggu...
Micariandy F K
Micariandy F K Mohon Tunggu... Penulis - Perencanaan Wilayah & Kota Universitas Jember

Planologi UNEJ 2018

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

MRT sebagai Awal Peradaban Baru Transportasi di Indonesia

11 Juni 2019   11:35 Diperbarui: 11 Juni 2019   11:44 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sedangkan dibutuhkan dana tambahan sebesar Rp 25 Triliun untuk mulai mengembangkan fase dua, yang mana sudah dicanangkan untuk dimulai pembangunannya oleh Presiden Joko Widodo saat peresmian MRT fase satu di Bundaran HI lalu. 

Pembangunan fase dua memang memiliki jalur yang lebih pendek, namun tingkat kesulitan pengerjaan konstruksinya jauh lebih rumit karena mencapai 30 meter persegi di bawah permukaan tanah dan bawah Sungai Ciliwung serta daerah kawasan heritage Kota Tua sehingga membutuhkan anggaran biaya yang jauh lebih besar.

 Dalam website resmi MRT Jakarta disebutkan bahwa, komitmen yang akan diberikan oleh pihak JICA adalah sebesar 125 Miliar Yen. Sedangkan loan agreement yang disepakati adalah sejumlah 50 Miliar Yen. Dana pinjaman yang telah diterima oleh pemerintah pusat selanjutnya akan dihibahkan kepada Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta. 

 Informasi yang diberikan sebelumnya menjelaskan bahwa sumber dana proyek MRT terdiri dari dana pinjaman dan APBD DKI Jakarta, yang mana itu berarti sumber pembiayaannya berasal dari anggaran konvensional dan anggaran non-konvensional. 

Namun ternyata, Direktur Keuangan dan Administrasi PT MRT Jakarta, Tuhiyat, memaparkan bahwa sumber pembiayaan pembangunan MRT Jakarta sepenuhnya berasal dari dana pinjaman kepada JICA. Dimana jangka waktu pinjaman yang diberikan sangat bervariasi dimulai dari kurun waktu 30 hingga 40 tahun.

 Fenomena ini menunjukkan betapa sebenarnya Indonesia membutuhkan pengembangan infrastruktur dengan teknologi yang mumpuni sebagai penunjang kehidupan masyarakat yang lebih baik. 

Namun, keterbatasan dana yang dimiliki oleh pemerintah membuat pembangunan yang direncanakan seringkali tertunda bahkan terbengkalai. Hingga akhirnya kita harus mengajukan dana pinjaman kepada negara lain yang dirasa lebih mampu dan kompeten. 

 Kurun waktu perealisasian sebuah rencana pembangunan MRT yang terbilang cukup panjang, hampir mencapai 40 tahun lamanya juga memberikan kesan tersendiri. Dimana dalam pelaksanaannya, banyak sekali pertimbangan yang harus dilakukan baik secara nasional dan daerah. Hal ini dapat mencerminkan beberapa kondisi Bangsa Indonesia saat ini. 

Salah satunya adalah keterbatasan sumberdaya manusia yang mampu menjadi tenaga ahli, sehingga masih membutuhkan bantuan dari pihak luar negeri. Dimana dalam pelaksanaannya nanti, dibutuhkan tenaga kerja mencapai 400 orang. Proyek ini merupakan megaproyek yang membutuhkan kerjasama dari banyak pihak. 

Tidak hanya terkait pada teknis pembangunan rute dan stasiun, namun lebih dari itu, diperlukan kolaborasi yang jauh lebih luas. Proses pengerjaannya dimulai dari tahap perencanaan, studi kelayakan, engineering study, survey dan pengecekan kualitas, uji coba, hingga sosialisasi yang baik pada seluruh masyarakat.

 Kesempatan uji coba gratis yang mulai dijalankan sejak peresmian sangat dimanfaatkan oleh masyarakat yang rela datang berbondong-bondong hanya untuk merasakan MRT pertama di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun