Banyak dari kita memiliki begitu banyak kegiatan dan tanggung jawab dalam hidup sehingga sering kali kita lupa tentang kebutuhan diri kita sendiri. Hasilnya kita menjadi stres. Apalagi selama masa pandemi COVID-19 ini.
Dalam dosis kecil, stres tidak selalu merugikan kesehatan fisik dan mental kita. Â Kita semua membutuhkan sedikit stres dalam hidup kita agar termotivasi untuk menyelesaikan pekerjaan kita. Tapi, kita perlu waspada. Jika tidak segera ditangani, stres ringan akan menumpuk dan berubah menjadi stres berat/kronis yang tentu akan mengganggu aktivitas bahkan kesehatan kita.
Nah, salah satu manajemen stres adalah dengan melakukan Self Care.
Yuk, kita bahas tentang Self Care!
APA ITU SELF-CAREÂ
Perawatan diri (Self Care) diartikan dengan istilah itu sendiri -- merawat diri sendiri. Â Perawatan diri mencakup segala sesuatu yang bisa di untuk menjaga diri Anda tetap sehat -- secara fisik, mental, dan spiritual.
Perawatan diri telah didefinisikan sebagai "proses multidimensi, multifaset dari keterlibatan yang bertujuan dalam strategi yang mempromosikan fungsi yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan (Dorociak et al., 2017)
Perawatan diri sangat penting untuk membangun ketahanan terhadap stres dalam hidup yang tidak dapat Anda hilangkan. Â Ketika kita telah mengambil langkah-langkah untuk merawat pikiran dan tubuh kita, kita akan lebih siap untuk menjalani kehidupan.
SELF-CARE ISN'T SELFISH !
Self Care sering dianggap selfish (egois) oleh sebagian orang. Mengapa demikian? Hal itu terjadi karena sedari kecil mindset kita atau sebagian orang telah diajarkan bahwa "kita harus memedulikan dan mementingkan orang lain terlebih dahulu daripada diri kita sendiri." Akhirnya, konsep tersebut tertanam oleh sebagian orang.
Memang, memedulikan dan mementingkan orang lain adalah suatu perkara yang perlu diterapkan dalam diri, tetapi janganlah lupa untuk tetap mementingkan diri. Sejatinya, self care haruslah seimbang.
APA SAJA JENIS SELF CARE ?
Perawatan diri bukan hanya tentang menemukan cara untuk bersantai. Â Ini tentang merawat diri sendiri secara mental, fisik, emosional, sosial, dan spiritual. Terkadang kita mungkin membutuhkan lebih banyak perawatan diri di satu aspek tertentu untuk memulihkan stres yang kita alami.
1. Perawatan Diri Fisik
Anda perlu merawat tubuh Anda jika Anda ingin bekerja dengan efisien. Â Ingatlah bahwa ada hubungan yang kuat antara tubuh dan pikiran Anda. Â Saat Anda merawat tubuh Anda, Anda juga akan berpikir dan merasa lebih baik.
Perawatan diri fisik mencakup bagaimana Anda mengisi bahan bakar tubuh Anda, berapa banyak tidur yang Anda dapatkan, berapa banyak aktivitas fisik yang Anda lakukan, dan seberapa baik Anda merawat kebutuhan fisik Anda. Â Menghadiri janji perawatan kesehatan, minum obat sesuai resep, dan mengelola kesehatan Anda adalah bagian dari perawatan diri fisik yang baik (Anderson et al., 2016).
Hal yang dapat Anda lakukan yaitu :
- Olahraga, seperti yoga, senam, gym, bersepeda, berenang, dan lain-lain
- Tidur yang cukup
- Tidak memforsir tenaga diri
- Makan makanan bergizi
- Memasak
Dalam hal perawatan diri secara fisik, tanyakan pada diri Anda pertanyaan-pertanyaan berikut untuk menilai apakah mungkin ada beberapa area yang perlu Anda tingkatkan:
- Apakah Anda tidur dengan cukup?
- Apakah Anda cukup berolahraga?
- Apakah Anda cukup merawat kulit Anda?
2. Perawatan Diri Sosial
Sosialisasi adalah kunci untuk perawatan diri. Â Tetapi, seringkali, sulit untuk meluangkan waktu untuk teman-teman dan mudah untuk mengabaikan hubungan Anda ketika hidup menjadi sibuk.
Hal yang dapat dilakukan yaitu :
- Meditasi
- Menulis jurnal
- Melukis
- Berpuisi
- Memasak
Cara terbaik untuk memupuk dan mempertahankan hubungan dekat adalah dengan meluangkan waktu dan energi untuk membangun hubungan Anda dengan orang lain (Umberson & Karas Montez, 2010).Â
Untuk menilai perawatan diri sosial Anda, pertimbangkan:
- Apakah Anda mendapatkan cukup waktu untuk bersosialisasi dengan teman-teman Anda?
- Apa yang Anda lakukan untuk memelihara hubungan Anda dengan teman dan keluarga?
3. Perawatan Diri Mental
Perawatan diri secara mental mencakup melakukan hal-hal yang membuat pikiran Anda tetap tajam, seperti teka-teki, menonton film, membaca buku, atau mempelajari sesuatu yang membuat Anda tertarik (Pillai et al., 2011).
Berikut adalah beberapa pertanyaan yang perlu dipertimbangkan ketika Anda berpikir tentang perawatan diri mental Anda:
- Apakah Anda meluangkan cukup waktu untuk aktivitas yang merangsang mental Anda?
- Apakah Anda melakukan hal-hal positif untuk membantu Anda tetap sehat secara mental?
4. Perawatan Diri Rohani
Perawatan diri rohani dapat melibatkan apa pun yang membantu Anda mengembangkan rasa makna, pemahaman, atau hubungan yang lebih dalam dengan alam semesta (Koenig, 2015).
Hal yang dapat dilakukan yaitu :
- Meditasi
- Beramal
- Beribadah
- Menghadiri kegiatan keagamaan
- Menghabiskan waktu di alam terbuka
5. Perawatan Diri Emosional
Sangat penting untuk memiliki keterampilan koping yang sehat untuk menghadapi emosi yang tidak nyaman, seperti kemarahan, kecemasan, dan kesedihan. Â Perawatan diri emosional dapat mencakup kegiatan yang membantu Anda mengakui dan mengekspresikan perasaan Anda dengan baik.Â
Baik Anda berbicara dengan pasangan atau teman dekat tentang perasaan Anda, atau Anda menyisihkan waktu untuk kegiatan santai yang membantu Anda memproses emosi Anda (Izard, 2009).
Hal yang dapat dilakukan yaitu :
- Meditasi
- Menulis jurnal
- Melukis
- Berpuisi
- Memasak
- Bernyanyi
Saat menilai strategi perawatan diri emosional Anda, pertimbangkan pertanyaan-pertanyaan ini:
- Apakah Anda memiliki cara yang sehat untuk memproses emosi Anda?
- Apakah Anda memasukkan kegiatan ke dalam hidup Anda yang membantu Anda merasa "terisi" kembali?
MENGAPA SELF CARE PENTING?
Memiliki rutinitas perawatan diri yang efektif telah terbukti memiliki sejumlah manfaat kesehatan yang penting. Beberapa di antaranya adalah:
- Mengurangi kecemasan dan depresi (Pilkington & Wieland, 2020).
- Mengurangi stres dan meningkatkan ketahanan (Ayala et al., 2018).
- Meningkatkan kebahagiaan
- Meningkatkan energi (Monroe et al., 2021).
- Mengurangi kejenuhan
- Hubungan antarpribadi yang lebih kuat
Bentuk khusus perawatan diri juga telah dikaitkan dengan manfaat kesehatan dan kebugaran yang berbeda, termasuk umur yang lebih panjang. Â Olahraga, menemukan tujuan hidup, dan tidur semuanya terkait dengan peningkatan umur.
Anderson, N. B., Nordal, K. C., Ballard, D. W., Budfka, L. F., Diaz-Granados, J., Keita, G. P., Wright, C. V., Bossolo, L., & Bethune, S. (2016). Stress in America. 1--27. http://www.apa.org/news/press/releases/stress/2009/stress-exec-summary.pdf
Ayala, E. E., Winseman, J. S., Johnsen, R. D., & Mason, H. R. C. (2018). U.S. medical students who engage in self-care report less stress and higher quality of life. BMC Medical Education, 18(1), 1--9. https://doi.org/10.1186/s12909-018-1296-x
Dorociak, K. E., Rupert, P. A., Bryant, F. B., & Zahniser, E. (2017). Development of the professional self-care scale. Journal of Counseling Psychology, 64(3), 325--334. https://doi.org/10.1037/cou0000206
Izard, C. E. (2009). Emotion theory and research: Highlights, unanswered questions, and emerging issues. Annual Review of Psychology, 60, 1--25. https://doi.org/10.1146/annurev.psych.60.110707.163539
Koenig, H. G. (2015). Religion, Spirituality, and Health: a Review Update. PubMed, 19--26. https://doi.org/29(3)
Monroe, C., Loresto, F., Horton-Deutsch, S., Kleiner, C., Eron, K., Varney, R., & Grimm, S. (2021). The value of intentional self-care practices: The effects of mindfulness on improving job satisfaction, teamwork, and workplace environments. Archives of Psychiatric Nursing, 35(2), 189--194. https://doi.org/10.1016/j.apnu.2020.10.003
Pilkington, K., & Wieland, L. S. (2020). Self-care for anxiety and depression: A comparison of evidence from Cochrane reviews and practice to inform decision-making and priority-setting. BMC Complementary Medicine and Therapies, 20(1), 1--15. https://doi.org/10.1186/s12906-020-03038-8
Pillai, J. A., Hall, C. B., Dickson, D. W., Buschke, H., Lipton, R. B., & Verghese, J. (2011). Association of crossword puzzle participation with memory decline in persons who develop dementia. Journal of the International Neuropsychological Society, 17(6), 1006--1013. https://doi.org/10.1017/S1355617711001111
Umberson, D., & Karas Montez, J. (2010). Social Relationships and Health: A Flashpoint for Health Policy. Journal of Health and Social Behavior, 51(1_suppl), S54--S66. https://doi.org/10.1177/0022146510383501 Â
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H