Mohon tunggu...
Mia winani
Mia winani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa ilmu komunikasi universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Meningkatnya Tren Rokok Elektrik (Vape) di Indonesia

7 Januari 2022   17:45 Diperbarui: 7 Januari 2022   19:48 2254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di Indonesia sendiri tentunya kini muncul suatu tren terbaru yaitu penggunaan rokok elektrik atau yang biasa dikenal dengan sebutan vape. Vape (vaping) atau disebut dengan rokok elektrik adalah sebuah alat yang digunakan untuk menghantarkan zat yang berupa nikotin dengan cara memanaskan larutan nikotin tersebut. Zat-zat kimia yang terkandung dalam vape tersebut akan menjadi uap melalui perantara alat yang disebut dengan vape itu, baik berupa pod atau mod.

Vape pertama kali dikenalkan pada tahun 2003 oleh sebuah perusahaan yang ada di Cina. Sejak dikenalkan dan dikeluarkan di tahun tersebut, rokok elektrik dengan cepat menyebar ke seluruh dunia dan mulai memiliki nama dagang seperti NJOY, Epuffer, blu cig, green smoke, smoking everywhere, dan lain-lain (Damayanti, 2016). 

Semakin meningkatnya penggunaan vape, sama seperti semakin berubahnya gaya hidup seseorang yang dimana hampir di seluruh Indonesia khususnya, banyak sekali toko-toko, pusat perbelanjaan bahkan kios kecil yang menjual vape. Pelanggan vape selalu mengalami peningkatan setiap harinya karena banyak sekali remaja atau bahkan orang-orang dewasa yang menggunakan vape sebagai pengganti rokok. Suatu kebiasaan dapat terbentuk karena adanya sistem sosial yaitu, aktifitas-aktifitas manusia yang berinteraksi, berhubungan, serta bergaul dengan satu sama lain. (Koentjaraningrat:1986). 

 Faktor yang membuat orang menggunakan vape (vaping) yaitu mengikuti perkembangan gaya hidup yang populer serta faktor sosial budaya yang menjadi kekuatan dalam mempengaruhi seseorang untuk berperilaku konsumtif. Suatu kebudayaan merupakan hal yang pastinya selalu mengalami yang namanya perubahan dan juga perkembangan. Hasil perkembangan tersebut salah satunya menciptakan sesuatu yaitu munculnya budaya baru atau yang dikenal dengan budaya populer. Budaya populer sendiri merupakan sebuah kebudayaan yang sangat sederhana yang banyak diminati dan juga disukai oleh masyarakat secara luas. 

Budaya populer memiliki kaitan yang erat dengan pola pikir rasional dan kemajuan pengetahuan yang menuntun manusia menciptakan sebuah peradaban berbasis alat atau material sehingga menghasilkan gaya hidup yang materialis atau hedonis (Syah, 2016). 

Pengguna vape (vaping) di Indonesia sangatlah marak sekarang, Sebagian besar penggunanya yaitu orang yang mengganti rokok dan beralih ke vape dengan alasan bahwa vape dapat membantu mereka untuk berhenti menggunakan rokok. Banyak sekali masyarakat terutama di Indonesia sendiri tentunya yang sama sekali tidak pernah mencoba rokok tetapi langsung beralih untuk mencoba vape. hal tersebut karena adanya pengaruh dari suatu media atau pengaruh dari lingkungan sosialnya sendiri.

Banyak sekali di media seperti youtube atau media-media yang lain yang memperlihatkan seseorang yang sedang menggunakan vape. Salah satu yang bisa menjadi daya tarik seseorang untuk menggunakan vape adalah karena uap yang dihasilkan mengeluarkan aroma yang berbeda dibandingkan dengan asap dari sebuah rokok, karena itulah peminat vape ini semakin bertambah hingga menjadi sebuah tren. Tidak hanya di media, di lingkungan sehari-hari juga banyak ditemukan pemakai vape ini, seperti di cafe dan tempat-tempat lainnya.  

Pada 2007 vape menarik masyarakat Amerika untuk mengkonsumsi. Dan pada tahun 2009 vape sudah menarik masyarakat Indonesia untuk mengkonsumsi, namun sampai saat ini vape belum mendapatkan sertifikat halal dari badan pengawas obat dan juga makanan (BPOM). 

Vape sering sekali dianggap sebagai salah satu alternatif yang lebih aman jika dibandingkan dengan rokok, apalagi dikalangan remaja-remaja Indonesia yang sangat menggemari vape karena vape memiliki beragam varian rasa sehingga membuat peminat alat tersebut semakin banyak dan juga cukup meningkat, selain itu harga vape yang tergolong cukup terjangkau membuat orang-orang mudah dalam membelinya. Minat dalam pemakaian vape ini juga dipengaruhi karena alasan bisa menghemat pengeluaran jika dibandingkan dengan membeli rokok.

Menurut Electronik Cigarette Association secara umum bahwa sebuah rokok elektronik terdiri dari 3 bagian yaitu battery (bagian yang berisi baterai), atomizer (bagian yang memanaskan dan menguapkan larutan nikotin) dan catridge (berisi larutan nikotin). Vape sendiri tidak akan berfungsi sebagai mana mestinya apabila tidak di isi dengan liquid atau cairan untuk vapenya.

Liquid pada vape ini menjadi salah satu hal yang memberi sensasi saat menggunakan vape karena memiliki varian-varian rasa dan aroma yang bisa disesuaikan dengan kesukaan penggunanya, sehingga hal ini lah yang menjadi alasan kenapa orang lebih banyak minat menggunakan vape jika dibandingkan dengan rokok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun