Jangan sampai terjadi intimidasi (ancaman) terhadap sebuah lembaga pendidikan tertentu yang "kedapatan" membuka pembelajaran tatap muka. Apalagi konteksnya sampai digrebek. Rasanya sangat tak elegan, tidak bernilai edukasi, dan seolah bukan sedang menghadapi manusia.
Dan kenapa sidak yang dilakukan itu tidak berbasis komunikasi. Malah dikesankan sebagai sebuah "penggrebekan". Padahal, alasan dibukanya pembelajaran tatap muka tersebut bisa digali melalui pertanyaan yang layak, melalui komunikasi yang pantas.
Sehingga dari konteks tersebut, tanpa sadar, pihak-pihak terkait itu jauh lebih merasa takut terhadap adanya pelanggaran. Bukan takut terhadap covid-19. Ini bagian dari remah-remah cara berpikir feodal yang hingga hari ini masih mengemuka.
Wallohu'alam bish showab. Saya sangat yakin bahwa badai pasti berlalu. Namun solusi tetap harus cerdas dan gagasan tak boleh stuck.
