Mohon tunggu...
Miarti Yoga
Miarti Yoga Mohon Tunggu... Penulis - Konsultan Pengasuhan

Mengenal Diri, Mengenal Buah Hati

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pengasuhan Bukan untuk Menghakimi dan Dihakimi

29 Mei 2020   15:21 Diperbarui: 29 Mei 2020   15:15 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

oleh: Miarti Yoga

(Penulis dan Konsultan Pengaushan)

Bicara soal kesalahan anak, biasanya, sangaaaaaaat dekat dengan penghakiman "Emak" atau "Bapaknya".

Contoh Pertama

Nilai ujian anak tak sesuai harapan. Kita dibuat sewot saat mengomentari. "Tuh, kan kamu mah gak mau denger Mama". Padahal, andil kita membantu dan memacu untuk anak mengungguli perolehan ujian, nyaris sangat minim. Tetapi, giliran menghakimi, tetap nomor wahid.

Contoh Kedua

Anak kecil kita terjatuh atau menjatuhkan benda tertentu hingga rusak. "Nah lhoooo. Mama bilang juga apa. Kalau jalan tuh mestinya lihat-lihat. Terus itu mata ditaroh di mana?" Padahal, tanpa kita memberi "warning" pun, jika anak memang harus jatuh, ya mutlak terjadi. Terlebih bagi anak, jatuh atau tanpa sengaja menjatuhkan benda, itu perihal yang lazim terjadi.

Contoh Ketiga

Anak kita urung mengikuti sebuah kegiatan dan akhirnya kembali pulang ke rumah. Dalam kondisi cukup kecewa, lalu kita menghadiahi komentar yang sebetulnya semakin mejadikan dia terpuruk. "Makanya, kata Mama juga, apa-apa tuh pake perhitungan. Dibilangin dari kemarin-kemarin, malah cuek aja. Maunya kamu apa sih?"

Dari ketiga  contoh tersebut, betapa super power-nya seorang Mama atau Papa. Bahkan dengan refleksnya frasa yang sangat familier "Mama bilang juga apa", seolah segala kekuasaan itu bertampuk di orang tua. Seolah-olah, "orang tua mah mutlak benar, sedangkan anak mah mutlak salah".

Bahkan tak jarang, tercipta kondisi di mana andil kita APA ADANYA, sedangkan penghakiman atau komentar kita LUAR BIASA.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun