Contoh sederhana, salah satu baiita kita cukup heboh setiap kali memangis. Lalu kita berujar; "Nggak kok. Anakku gak seheboh fulanah." Padahal sebetulnya sama saja. Atau contoh sederhana berikutnya, anak kita masih spontan mencubit temannya.
Lalu kita berpendapat dengan nada meyakinkan; "Tapi Fulan mah kalau sekali mencubit itu benar-benar bikin sakiiiit. Kalau anakku mah biasa-biasa aja."Â
Mari taubat bersama. Semoga kita terlepas dari kekonyolan itu. Mangga sahabat sholeh-sholehah juga bisa berbagi pengalaman terkait dengan apa yang saya tulis. Mungkin pernah punya buah hati, namun selalu mendapat penilaian miring dari orang-orang sekitar.Â
Atau bahasa kasarnya, "tertuduh". Mungkin  pernah buah hati kita dengan posisi "terkorban", namun malah kita yang tak bisa berbuat apa-apa tersebab kalah argumen dan tak banyak mengekspresikan kesal.
Semoga bermanfaat. Allohu'alam.
oleh: Miarti Yoga
(Penulis dan Konsultan Pengasuhan)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI