Mohon tunggu...
Miarso Catur
Miarso Catur Mohon Tunggu... karyawan swasta -

menjadi waras adalah hal yang menakutkan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Star Trek Into Darknes (bukan perang bintang)

12 Mei 2013   19:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:41 5
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tiba - tiba kapten kirk berlari keluar dari sebuah kuil dan diikuti oleh segerombolan masyarakat suku di planet nibiru, sambil berlari membawa gulungan yang ternyata dewa masyarakat planet nibiru tiba - tiba ada seekor hewan besar yang menghalanginya. Di lain tempat di pesawat angkut kecil ada spock beserta uhura dan sulu sedang berusaha untuk menghentikan letusan gunung berapi yang akan menghacurkan kehidupan di planet nibiru.

Itulah sepenggal kisah pembuka di awal film Star trek into darknes. Di mulai dari penyelamatan planet nibiru yang hampir mengorbankan spock serta penampakan pesawat U.S.S Enterprise yang merubah kepercayaan masyarakat suku nibiru yang menganggap U.S.S Enterprise adalah dewa dan disembah.

Seperti film star terk yang sebelumnya selalu saja ada konflik antara kapten kirk dan spock, perbedaan pendapat yang disebabkan karena kapten kirk menggunakan naluri sedangkan spock terlalu menggunakan logika dan keadaan bahwa orang vulcan tidak dapat berbohong.

Pengejaran terhadap seorang buronan yang ternyata seorang prajurit dari masa lalu yang dihidupkan kembali oleh laksamana Marcus. Sehingga membuat sebuah pertaruhan nyawa bagi seluruh awak di U.S.S Enterprise karena harus mengejar buronan sampai ke Planet Klington.

Pertarungan yang tidak seimbang di planet klington. Kedatangan tiba - tiba seorang buronan yang datang membantu kelompok kapten kirk lalu menyatakan diri untuk menyerah.

Banyak sekali twist di film ini. Dan sebuah pesan tentang persabatan dan keluarga. Bagaimana rasa kehilangan itu. Bagaimana rasa takut itu datang ketika ajal menjemput. Rasa kesepian ketika semua hal yang kita cintai telah pergi. Siapa keluarga kita, dia adalah sahabat kita orang yang selalu berada diantara kita.

Salam ...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun