Mohon tunggu...
Mia NurSabnah
Mia NurSabnah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya berkegiatan di alam

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendapatan Nasional dalam Ekonomi Makro

22 Mei 2023   07:40 Diperbarui: 22 Mei 2023   09:09 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

A. Pengertian Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional adalah jumlah akhir barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu perekonomian dalam suatu periode waktu tertentu, yang dihitung berdasarkan nilai pasar. Pendapatan nasional merupakan "akuan pemilikan (claims) atas hasil-hasil produksi. Istilah pendapatan nasional digunakan jika fokus utama adalah pendapatan yang diterima atas seluruh hasil produksi tersebut.

Untuk mengetahui besarnya output suatu negara dapat dilakukan dengan menjumlahkan semua barang-barang dan jasa yang dihasilkan oleh perekonomian negara yang bersangkutan. Sedangkan untuk mengetahui nilai dari output nasional dapat dilakukan dengan mengalikan tiap komoditas yang dihasilkan dengan harga-harganya masing-masing. Begitu juga untuk mengetahui besarnya pendapatan nasional suatu negara dapat dilakukan dengan menjumlahkan pendapatan tiap orang yang ada di negara tersebut.

Produk Domestik Bruto ( gross domestik produk, GDP)
Produk Domestik Bruto ( gross domestik produk, GDP) untuk  mengukur pendapatan setiap orang dalam perekonomian dan pengeluaran total terhadap output barang dan jasa perekonomian.
GDP nominal menilai barang dan jasa pada harga berlaku.

GDP rill menilai barang dan jasa pada harga konstan. GDP rill meningkat jika jumlah barang dan jasa meningkat, sedangkan GDP nominal bisa meningkat karena output naik atau karena harga meningkat.
GDP adalah jumlah empat kelompok pengeluaran : konsumsi, investasi, pembelian pemerintah dan ekspor netto.
Deflator GDP adalah ukuran tingkat harga yang dihitung sebagai ratio GDP nominal terhadap GDP rill dikali 100.

Produk Nasional Bruto (gross national produk, GNP)

Produk Nasional Bruto atau PNB adalah hasil perhitungan dari pendapatan nasional dengan dasar metode pengeluaran. PNB adalah bagian konsep national income, di mana perhitungannya dilakukan dengan pendekatan pengeluaran yang didapat dari penjumlahan semua pengeluaran masyarakat pada perekonomian, perusahaan atau investasi, sektor konsumen, pemerintah serta perdagangan luar negeri.  Pengertian lain dari PNB adalah jumlah atau total dari nilai moneter produk maupun jasa yang diproduksi atau dihasilkan oleh masyarakat di sebuah negara

Perbedaan PNB dan PDB

• Produk Nasional Bruto (PNB/GNP) yaitu Produk Nasional yang di wujudkan oleh faktor-faktor produksi milik warga di suatu negara.
• Produk Domestik Bruto (PDB/GDP) yaitu Produk Nasional yang diwujudkan oleh faktor-faktor produksi di dalam negeri (milik WNI-WNA) dalam suatu negara.
Keduanya merupakan ukuran mengenai besarnya kemampuan suatu negara untuk menghasilkan barang dan jasa dalam satu tahun tertentu.

Untuk mengetahui lebih lanjut, ada tiga pendekatan yang dapat digunakan untuk menghitung Pendapatan Nasional, yaitu dengan Pendekatan Produksi (Production Approach), Pendekatan Pendapatan (Income Approach), dan Pendapatan Pengeluaran (Expenditure Approach), yang kadang-kadang juga disebut Pendekatan Konsumsi (Consumption Approach).

• Pendekatan Produksi (Production Approach)

Dengan pendekatan produksi, pendapatan nasional diperoleh dengan menjumlahkan nilai produksi barang-barang dan jasa yang diciptakan oleh semua sektor ekonomi, yang dihitung menurut harta faktor-faktor produksi yang digunakan dalam tiap proses produksi selama jangka waktu tertentu (biasanya 1 tahun).

Hasil perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan produksi ini disebut Produksi Nasional Bruto menurut harga faktor (PNBf).
Untuk menyederhanakan perhitungan, tiap barang dipisahkan menurut golongan. Cara yang paling sederhana untuk itu adalah dengan membaginya atas produksi 3 sektor utama, yaitu primer, sekunder dan tersier. Pembagian tersebut kadang-kadang diubah menjadi: pertanian, industri dan jasa.

a. Produk Nasional Bruto - Produk Nasional Neto

Penjumlahan seluruh nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh sektor ekonomi dalam suatu negara selama satu periode tertentu disebut Produk Nasional Bruto (PNB). Dalam perhitungan bruto ini penyusutan (Depresiasi, = D), dimasukan. Kalau seandainya nilai penyusutan (D) ini dikeluarkan dari perhitungan, akan diperoleh Produk Nasional Neto (PNN). Dengan demikian, rumus untuk mencari Produk Nasional Neto (PNN) tersebut adalah sebagai berikut :
PNN = PNB - D

b. Produk Nasional Bruto (PNB) dan Produk Domestik Bruto (PDB)

Faktor-faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa di suatu negara, ada yang milik warga negara itu sendiri dan ada pula yang merupakan milik warga negara asing. Karena pemilikan faktor-faktor produksi dan tempat pemanfaatan faktor-faktor produksi itu berbeda-beda, maka perlu dibedakan antara istilah:
Nilai faktor-faktor produksi milik penduduk setempat dan digunakan di negara itu sendiri (NPPDN).

Nilai sektor-sektor produksi milik penduduk setempat yang digunakan di luar negeri (NPPLN).
Nilai faktor-faktor produksi milik warga asing tetapi digunakan di negara tersebut (NPADN).

Dengan adanya pembedaan pemilikan dan tempat dimana faktor-faktor tersebut dimanfaatkan, menyebabkan adanya pembedaan antara Produk Domestik Bruto (PDB) dengan Produk Nasional Bruto (PNB). Nilai total Produk Domestik Bruto dihitung dari seluruh produksi yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi di suatu wilayah, mencakup nilai faktor-faktor produksi yang dimanfaatkan dalam negara tersebut, tidak peduli apakah pemilikannya dari warga sendiri atau warga asing. Dengan demikian :

PDB = NPPDN + NPADN

• Pendekatan Penerimaan / Pendapatan
Untuk menghitung pendapatan nasional dengan menggunakan pendekatan pendapatan maka kita harus menjumlahkan seluruh pendapatan yang diterima oleh semua lapisan masyarakat di negara yang bersangkutan selama kurun waktu tertentu yang diperoleh sebagai balas jasa atas faktor-faktor produksi yang disumbangkan atau dijual kepada perusahaan.

a. Pendapatan Nasional Bruto - Pendapatan Nasional Neto

Sebelumnya sudah disebutkan bahwa hasil perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan pendapatan disebut Pendapatan Nasional (National Income, YN). Dalam hal ini harus dibedakan antara Pendapatan Nasional Bruto dengan Pendapatan Nasional Neto. Produk Nasional Bruto (YNB) adalah jumlah total pendapatan semua warga masyarakat selama setahun, termasuk pendapatan yang diperoleh di luar negeri tetapi tidak termasuk pendapatan warga negara asing yang bekerja di wilayah negara tersebut. 

Disebut "bruto" karena penyusutan tidak dikeluarkan dari perhitungan. Jika penyusutan (depriasi, D) dikeluarkan dari perhitungan, maka pendapatan yang diperoleh disebut Pendapatan Nasional Neto. Dengan demikian hubungan antara Pendapatan Nasional Bruto (YNB) dan Pendapatan Nasional Neto (YNN) dapat ditulis dalam ekuasi berikut :
YNN = YNB - D

• Pendekatan Pengeluaran / Pembelanjaan

Pendekatan pengeluaran dapat dikatakan sebagai pelengkap (complement) terhadap pendekatan penerimaan, sebab semua penerimaan sektor-sektor produksi pada hakekatnya diperoleh karena dilakukannya pengeluaran oleh sektor-sektor ekonomi lainnya. Perhitungan pendapatan nasional dengan menggunakan pendekatan pengeluaran dilakukan dengan menjumlahkan seluruh pengeluaran berbagai golongan masyarakat untuk membeli barang-barang dan jasa yang dihasilkan di negara tersebut selama setahun. Penggolongan pengeluaran tersebut adalah sebagai berikut :

Pengeluaran atau konsumsi rumah tangga (C)
Pengeluaran perusahaan atau investasi (I)
Pengeluaran konsumsi pemerintah (Government, G)
Ekspor bersih (X-M). Ekspor (X), impor (M)

Dari unsur-unsur pengeluaran seperti yang di jelaskan di atas, maka perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran ini bisa dicari dengan formula sebagai berikut :
PNBp = C + I + G + (X-M)

B.  Klasifikasi Perekonomian Indonesia

1. Sektor Primer
Sektor yang pertama, yaitu sektor primer mencakup semua kebutuhan pokok rakyat Indonesia pada umumnya, seperti sandang, papan serta pangan. Sektor primer ini terdiri dari pertanian, kehutanan, peternakan, pertambangan, penggalian serta perikanan.
2. Sektor sekunder
Sektor kedua merupakan sektor yang masih berisi kebutuhan manusia di kehidupan kesehariannya walaupun bukan termasuk dalam kebutuhan pokok mereka. Sektor sekunder terdiri dari industri pengolahan air, listrik serta gas.
3. Sektor tersier
Sektor ketiga merupakan sektor yang berisi mengenai berbagai macam hal yang bukan termasuk dalam kebutuhan pokok atau bahkan dapat dikategorikan sebagai kemewahan di kehidupan sehari-hari. Sektor tersier terdiri dari hotel, restoran, telekomunikasi, pengangkutan serta jasa lainnya. Dimana dengan adanya kemajuan teknologi saat ini adanya perubahan dalam kegiatan ekonomi yang lebih berbasis digital.

C. Faktor - Faktor yang Memengaruhi Pendapatan Nasional

Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
Masyarakat negara tersebut memiliki ilmu atau pengetahuan yang tinggi.
Potensi Sumber Daya Alam (SDA)
Kebijakan Pemerintah
Konsumsi, Tabungan serta Investasi
Permintaan serta Penawaran Agregat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun