Mohon tunggu...
Mia Nurkamila
Mia Nurkamila Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

@mianurkamila_

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ketidaksadaran akan Melonjaknya Kasus Virus Corona di Indonesia

22 November 2020   22:37 Diperbarui: 22 November 2020   22:59 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adanya kasus Virus Corona di Indonesia sangat membawa dampak untuk masyarakat Indonesia sendiri yang diantaranya berdampak terhadap perekonomian di Indonesia dan pendidikan di Indonesia. Berdasarkan data yang ditemukan pada bulan Maret tahun 2020,bahwa ratusan orang sudah terkena kasus virus tersebut. Bahkan sampai saat ini, kasus Corona di Indonesia masih meningkat dan kenaikan angka kasus perharinya pun semakin melonjak.

Dalam unggahan Kemenkes RI pada tanggal 21 November 2020 melalui snapgramnya mengenai perkembangan Covid-19,kasus Corona Virus hari ini sudah mencapai 493.308 orang positif,413.955 orang sembuh,dan 15.774 orang meninggal dunia. Sedangkan,berita yang dilaporkan oleh news.detik.com pada 21 November 2020,kasus Corona mengalami kenaikan sebanyak 4.998 orang.

Data itu berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang dibagikan tim BNPB pada Sabtu (21/11/2020). Dilaporkan ada 4.998 kasus baru hari ini. Penambahan kasus tersebut dihasilkan dari pemeriksaan spesimen sebanyak 43.122. Penghimpunan data ini dilakukan setiap harinya per pukul 12.00 WIB. Selain itu, dilaporkan ada penambahan pasien sembuh Corona sebanyak 3.403, sehingga hingga hari ini ada 413.955 pasien Corona yang sembuh.

Melonjaknya kasus virus corona di Indonesia di sebabkan oleh beberapa hal,yaitu:

Satu,Tes swab belum masif. Dijelaskan oleh Pakar Epidemologi Universitas Indonesia Syahrizal Syarif, peningkatan kasus terjadi karena kemampuan tes pada masyarakat masih rendah. Karena itu, masih banyak masyarakat yang tak tahu status Covid-19 dalam tubuhnya.
"Situasi ini sebenarnya berawal dari ketidakmampuan kita melakukan tes swab yang masif. Sehingga di masyarakat banyak kasus 'asymptomatic' yang tidak diketahui," jelasnya.

Dua,Pelonggaran PSBB. Syahrizal Syarif juga menyinggung kenaikan kasus yang melonjak dikarenakan pelonggaran PSBB di tengah kondisi kasus yang belum stabil. Kondisi seperti ini sangat mengkhawatirkan.

"Pelonggaran PSBB mengkhawatirkan terutama provinsi-provinsi dengan kasus harian di atas 100 kasus, seperti di Jawa, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, dan Papua," tandasnya.

Tiga,Ketidaksiapan menjalani new normal. "Judulnya New Normal, tapi kenyataannya gagal. Kita tidak siap menyambut kehidupan baru tersebut," kata Dokter Spesialis Penyakit Dalam dr Indah Fitriani, Sp.PD. Karena ketidaksiapan New Normal ini, akhirnya jaga jarak tak dijalankan dengan sebaik-baiknya. Padahal, jaga jarak menjadi salah satu kunci memutus rantai penyebaran Covid-19 antarorang. Tentu saja,virus corona ini mempunyai dampak yang sangat besar untuk kehidupan manusia yang diantaranya pada sektor Perekonomian dan Pendidikan.

Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun ini akan tertekan di level 2,1 persen. Hal ini disebabkan oleh terus meluasnya persebaran Covid-19 baik di dalam negeri maupun luar negeri. Bank Indonesia (BI) pun telah merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi RI menjadi di Bawah 5 Persen atau hanya sekitar 2,5 persen saja yang biasanya mampu tumbuh mencapai 5,02 persen.

Hal ini diakibatkan oleh melambatnya pertumbuhan ekonomi karena pandemi Covid-19. Keterlambatan ini ditandai dengan memburuknya kondisi lingkungan eksternal dan melemahnya permintaan dalam negeri seiring dengan menurunnya sentimen bisnis dan konsumen. Pandemi Covid-19 ini akan berdampak buruk bagi perekonomian dunia dan Indonesia pada tahun ini,karena terjadi bersamaan dengan menurunnya harga komoditas dan gejolak pasar keuangan.

Pertama, dunia Industri sangat jelas akan terkena dampaknya ,seperti Perusahaan Manufaktur Otomotif yang berada dibawah tekanan besar karena ketergantungannya kepada rantai pasok global sehingga menghambat terhadap proses produksi. Industri garment yang memberlakukan sistem kepadatan karyawan untuk mengurangi penyebaran virus corona,akan berdampak terhadap menurunnya produksi yang mengakibatkan kerugian pihak perusahaan dan akan berujung PHK. 

Berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) per 7 April 2020, akibat pandemi Covid-19, tercatat sebanyak 39.977 perusahaan di sektor formal yang memilih merumahkan, dan melakukan PHK terhadap pekerjanya. Total ada 1.010.579 orang pekerja yang terkena dampak ini. Rinciannya, 873.090 pekerja dari 17.224 perusahaan dirumahkan, sedangkan 137.489 pekerja di-PHK dari 22.753 perusahaan. Sementara itu, jumlah perusahaan dan tenaga kerja terdampak di sektor informal adalah sebanyak 34.453 perusahaan dan 189.452 orang pekerja.

Kedua, keuangan digital akan meningkat. Seperti yang sudah kita ketahui bersama,bahwa virus corona dapat menempel pada benda dan uang adalah salah satunya. Uang digital akan meningkat karena uang digital tidak bisa dipegang atau disentuh sehingga tidak akan menyebabkan terjadinya penularan virus, beda halnya dengan uang fisik (kertas dan logam) yang bisa dipegang dan tentu ini akan menyebabkan terjadinya penyebaran virus.

Ketiga, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia memperkirakan penurunan tingkat okupansi di sekitar 6.000 hotel di Indonesia dapat mencapai 50%. Ini bisa mempengaruhi turunnya devisa pariwisata lebih dari setengah tahun lalu. Ketujuh, impor Indonesia sepanjang Januari-Maret 2020 turun 3,7% year to date (ytd).

 "Dalam estimasi dampak Covid-19 kita melihat pertama konsumsi masyarakat akan drop dan kita semua tahu konsumsi pengaruhi ekonomi hampir 60 persen. Dengan adanya ketidakpastian, investasi ikut melemah, mereka terhenti akibat Covid. Seluruh dunia mengalami pelemahan ekonomi sehingga membuat ekspor Indonesia ke beberapa negara tujuan terhenti. Beberapa komoditas yang mengalami penurunan antara lain minyak, batu bara dan CPO." papar Sri Mulyani.

Dampak positifnya adalah meningkatnya daya beli produk lokal. pemerintah sudah melarang untuk tidak membeli barang import selama wabah ini masih berlangsung. Otomatis,masyarakat pun membeli barang-barang lokal.

Komisioner KPAI Retno Listyarti dalam rapat di Komisi X DPR, Kamis (25/6/2020) mengatakan KPAI menerima 250 aduan dalam satu minggu terkait pembelajaran jarak jauh. KPAI juga melakukan survei kepada 1.700 siswa dan 62 guru terkait metode pembelajaran tersebut.

"Ini menurut data yang kami dapat dari anak-anak. Jadi yang selalu memberi tugas itu mencapai 73,2 persen dengan jangka menit waktu pendek. Sehingga tugas satu belum selesai, datang lagi tugas kedua. Belum lagi selesai, datang lagi tugas ketiga, begitu seterusnya. Sehingga anak-anak merasa kelelahan karena mereka 95 persen mengerjakan tugasnya dengan menggunakan HP," ujar Retno.

Pada bidang Pendidikan,peralihan cara pembelajaran daring ini memaksa berbagai pihak untuk mengikuti alur yang sekiranya bisa ditempuh agar pembelajaran dapat berlangsung,dan menjadi pilihan dengan pemanfaatan teknologi sebagai media pembelajaran daring. Namun disamping pembelajaran secara daring ini,banyak faktor yang menghambat terlaksananya efektivitas pembelajarannya.

Pertama,Penguasaan teknologi yang masih rendah baik dari pihak siswa,orangtua,guru ataupun sekolah.

Kedua,Keterbatasan sarana dan prasarana. Kepemilikan perangkat pendukung teknologi juga menjadi masalah tersendiri yang cenderung dialami oleh siswa,karena tidak semua orang tua mereka mampu memberikan fasilitas teknologi untuk anak-anaknya. Jujur,dalam hal ini paling bikin galau dan mellow banget sih menurut aku,arena masih banyak diantara mereka yang ingin sekali mengikuti pembelajaran namun terbatas oleh teknologi.

Ketiga,Jaringan internet terkadang jadi masalah juga,karena memang pada dasarnya pembelajaran secara online ini tidak bisa lepas dari penggunaan jaringan internet. Tidak semua sekolah,murid sudah terkoneksi dengan internet. Kalaupun sudah terkoneksi,kadang juga jaringan tidak stabil karena letak geografis yang masih jauh dari jangkauan sinyal seluler.

Keempat,Biaya. Kuota yang dibeli untuk kebutuhan internet menjadi melonjak sehingga butuh biaya yang lebih besar lagi untuk membelinya dan banyak orang tua siswa yang tidak siap untuk menambah anggaran dalam menyediakan jaringan internet. Namun,sekarang pemerintah sudah memberikan kuota gratis meskipun mungkin ada beberapa yang tidak mendapatkannya.

"Kuota kemudian jadi masalah karena banyak anak tidak terlayani. Kalau berdasar data kami dari, tidak hanya di Papua yang 54 persen tidak bisa tertangani daring dari 608 siswa, tapi Kota Bogor yang sangat dekat dengan Jakarta pun masih ada 11 persen tidak terlayani secara daring," ujar Retno.

"Nah ini terkait dengan penggunaan kuota ini, jadi masalah karena para orang tua terdampak COVID-19 secara ekonomi. Punya tiga anak, tiga-tiganya gunakan kuota mereka, kemudian jadi sulit untuk membeli kuota, karena makan aja sulit. Akhirnya semakin hari itu semakin banyak anak tidak terlayani pembelajaran daring karena bermasalah kepada pembelian kuota," imbuhnya.

Permasalahan melonjaknya kasus virus corona di Indonesia sebagian besar disebabkan karena ketidak patuhan masyarakat Indonesia akan kebijakan yang sudah ditentukan oleh pemerintah sendiri. Disamping itu,menurut saya pemerintah juga telat akan penanganan kasus virus corona ini. Dari awal mulai tersebarnya kasus ini di negara lain,seharusnya negara kita juga langsung melakukan pencegahan,dan sebagainya.

Masyarakat harus bisa bekerja sama dengan pemerintah agar kasus ini bisa terhenti secepatnya. Pemerintah membuat kebijakan yang lebih ketat di masa pandemic dan tugas kita menaati kebijakan yang sudah pemerintah buat. Kita menginginkan agar negara ini bisa secepatnya pulih bukan?.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun