Keempat,Biaya. Kuota yang dibeli untuk kebutuhan internet menjadi melonjak sehingga butuh biaya yang lebih besar lagi untuk membelinya dan banyak orang tua siswa yang tidak siap untuk menambah anggaran dalam menyediakan jaringan internet. Namun,sekarang pemerintah sudah memberikan kuota gratis meskipun mungkin ada beberapa yang tidak mendapatkannya.
"Kuota kemudian jadi masalah karena banyak anak tidak terlayani. Kalau berdasar data kami dari, tidak hanya di Papua yang 54 persen tidak bisa tertangani daring dari 608 siswa, tapi Kota Bogor yang sangat dekat dengan Jakarta pun masih ada 11 persen tidak terlayani secara daring," ujar Retno.
"Nah ini terkait dengan penggunaan kuota ini, jadi masalah karena para orang tua terdampak COVID-19 secara ekonomi. Punya tiga anak, tiga-tiganya gunakan kuota mereka, kemudian jadi sulit untuk membeli kuota, karena makan aja sulit. Akhirnya semakin hari itu semakin banyak anak tidak terlayani pembelajaran daring karena bermasalah kepada pembelian kuota," imbuhnya.
Permasalahan melonjaknya kasus virus corona di Indonesia sebagian besar disebabkan karena ketidak patuhan masyarakat Indonesia akan kebijakan yang sudah ditentukan oleh pemerintah sendiri. Disamping itu,menurut saya pemerintah juga telat akan penanganan kasus virus corona ini. Dari awal mulai tersebarnya kasus ini di negara lain,seharusnya negara kita juga langsung melakukan pencegahan,dan sebagainya.
Masyarakat harus bisa bekerja sama dengan pemerintah agar kasus ini bisa terhenti secepatnya. Pemerintah membuat kebijakan yang lebih ketat di masa pandemic dan tugas kita menaati kebijakan yang sudah pemerintah buat. Kita menginginkan agar negara ini bisa secepatnya pulih bukan?.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI