“Dekat. Mari kuantar.”
Tawaran yang disambut Mia dengan suka cita. Tanpa harus belajar bagaimana caranya, tangan Mia sudah menggandeng lengan kekar sang penolong berwajah terindah.
“Abang siapa namanya? Namaku Mia,” ujarnya tanpa menyimpan malu.
“Rahab.” Singkat saja.
Tak apalah, untuk sementara cukup tahu namanya dulu, pikir Mia.
Ohh
Temaram berujar mengusik diam
Diksi maya pun mendayu
Sangka kan durja kian bermuram
Cadar membuyar cahya bisu
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!