“Ribut skali ee, babi, anjing pung gilaaaaaa, be son dengar, Ateeeeengg..., be mo lempar tu anjing sekarang sa...!! “ Sambil memungut kerikil di tanah, Nelly pun melempari batu ke arah anjing dengan kencang, sepasang anjingpun merenggang badan dan berlarian sambil terkaing-kaing, dan akhirnya para babipun bak di sumpal.....berhenti dari ocehan “nguik” nya tapi masih ngos-ngosan duduk dan berbaring di lantai kandang.
Kamipun sadar, lama di pinggir kandang, akhirnya melanjutkan perjalanan, belum lagi sampai ke rumah Yunesti, kami berpapasan dengan seorang lelaki dewasa yang setengah berlari ke arah kami, hampir pingsan dengan apa yang terlihat, laki-laki itu telanjang bulat dan seakan memegang senjata dan mengarahkan moncongnya lurus ke arah kami.....tanpa bermusyawarah mufakat aku dan Nelly lari tunggang langgang,
”Hwaaaaaaaa.....tolongggg ada rudal ngamuuuukkkk” teriakku tanpa sadar
Nelly berlari ke arah rumah Yunesti, aku berlari tanpa arah dan nggak nyangka ternyata udah sampai depan rumahku sendiri, sambil ngos-ngosan................. (jadi pengen ikutan main kuda-kudaan deh.....hahahaa......)
Salam Kenthir,
Bima, 08 Februari 2016
Mia Diandry
Tulisan ini asli dan belum pernah dipublikasikan sebelumnya