Mohon tunggu...
Mia Marissa
Mia Marissa Mohon Tunggu... Psikolog - juga menulis di miamarissa.blogspot.com, ruangpeppermint.web.id, dan kembalikeakar.com.

Pribadi yang senang mengamati dan mengolah letupan pikirannya menjadi bahan diskusi dan berbagi. Pada sebagian waktunya, ia berprofesi sebagai psikolog pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Apa Saja yang Dimaksud Cerdas Digital?

4 Juli 2020   21:44 Diperbarui: 2 Juni 2021   19:42 2022
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memahami apa yang dimaksud cerdas digital (unsplash/christian wiediger)

Menjadi warga di dunia digital yang tergolong baru ini, kita perlu tahu aturan main dan etikanya, agar menjadi warga yang bertanggung jawab. Dengan menjadi warga digital, kita tidak cukup hanya memiliki IQ (kecerdasan akal) dan EQ (kecerdasan emosi), tetapi juga perlu DQ/Digital Quotient (kecerdasan digital).

Ada delapan poin kecerdasan digital, yang dijelaskan berikut ini.

1. Bisa memilah identitas yang boleh dishare dan tidak. Tujuannya untuk menjaga keamanan diri dan privasi, agar identitas kita tidak disalahgunakan oleh pihak lain. "Think before you post" karena segala jejak digitalmu akan tersimpan selamanya.

2. Menyeimbangkan penggunaan digital (waktu, interaksi riil, dsb). Kita perlu mengelola waktu online dan waktu untuk aktivitas riil sehari-hari, misalnya membantu ibu dan ayah di rumah, bermain dengan kakak atau adik.

Baca juga : Kota Cerdas: Digitalisasi Data untuk Efisiensi Mobilitas

3. Bisa mendeteksi konten berisiko (cyberbullying, grooming, radikalisasi, pornografi, penipuan). Laporkan atau blokir akun yang mengancam keselamatan diri maupun teman kita.

4. Bisa mendeteksi ancaman siber (hacker, scams, dsb). Untuk melindungi akun dan gawai dari ancaman siber, sebaiknya rutin mengganti password, memasang antivirus, dsb.

5. Bisa berempati dan berhubungan baik secara online. Yuk, jadi netijen yang sopan, bukan berkata-kata kasar, apalagi cyberbullying. Ingat jejak digital, ya, jangan sampai apa yang kamu posting merugikan masa depanmu.

Baca juga : Peralihan Pemasaran UMKM di Masa Pandemi Melalui Digitalisasi

6. Bisa komunikasi dan kolaborasi menggunakan teknologi dan media digital. 

Pemanfaatan multimedia menjadi keterampilan yang berguna untuk kolaborasi, misalnya mengedit video, menyampaikan presentasi, menulis email dengan tata cara yang baik, dsb. 

Meskipun bentuk komunikasinya online, etika dan sikap hormat kepada guru dan teman tetap penting, ya.

7. Literasi digital, yakni paham cara mendapatkan informasi, misalnya dengan menggunakan mesin pencari, membaca artikel/berita/jurnal, dan bisa mengkritisinya (hoax atau fakta). Ingat, ya, saring dulu sebelum sharing informasi.

Baca juga : Digitalisasi Literasi dan Gerakan Literasi Sekolah

8. Menghormati hak cipta orang lain, dengan mencantumkan nama pembuatnya ketika kita mengambil atau meneruskan karya tersebut.

Dengan menguasai aspek kecerdasan digital ini, kita akan bisa semakin mahir berkarya sebagai warga digital.

Sumber:

https://www.dqinstitute.org/dq-framework/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun