Awal Februari kemarin ada seorang teman yang berbaik hati meminjami saya buku dengan judul cukup menarik "Teach Like Finland" karya Timothy D.Walker.
Disana terdapat tips-tips menarik serunya mengajar ala Finlandia. Dimana Finlandia saat ini diakui sebagai negara dengan system pendidikan terbaik di Dunia. Dengan jam belajar yang pendek tapi dengan kualitas siswanya yang mengagumkan. Hal tersebut telah dibuktikan dalam PISA (Programme For International Student Assesment/ Program Penilaian Siswa International) dimana Finlandia bertengger diperingkat pertama mengalahkan Amerika dan Negara maju lainnya.
Nah disini saya akan sedikit meresume apa yang tertulis dibuku. Bagi sobat yang belum membaca bukunya, sekedar info saja isinya memang sedikit berat untuk dibaca mungkin karena ini buku terjemahan. Â Dan untuk mempermudah memahami isi bukunya, bolehlah membaca sedikit resume dari saya. Semoga dapat dipahami dan bermanfaat.
Ada 33 tips yang dijabarkan dalam buku ini untuk membuat suasana mengajar menarik dan efektif ala Finland. Yuk simak :
1. Jadwal istirahat Otak
Di Sekolah-sekolah  Finland membiasakan system pelajaran, bahwa setelah 45 menit pelajaran akan  ada waktu 15 menit untuk istirahat. Mereka percaya, Hal itu akan membuat para siswa lebih focus setelah jeda istirahat daripada sebelum istirahat.Â
Mereka berpikir bahwa anak-anak kurang fokus ketika jam istirahat ditunda-tunda. Ada beragam cara sederhana untuk mengistirahatkan otak, dengan memberikan mereka games atau hanya mengobrol bercanda dengan temannya, Jika siswa dirasa mulai tidak focus, tidak ada salahnya memberi mereka waktu untuk istirahat sejenak.
2. Belajar Sambil Bergerak
Membuat suasana kelas monoton, guru bicara dan siswa mendengarkan. Tentunya hal tersebut dapat menonaktifkan gerak aktif yang kaya akan manfaat. Kegiatan dikelas juga dapat melibatkan kegiatan fisik dengan membuat siswa aktif selama pelajaran, contohnya : para siswa dapat menyelesaikan tugas dengan berdiri. Contoh lain, terlalu sering siswa menyampaikan kerja mereka (presentasi) secra pasif.
Dibuku diberikan contoh saat Tomothy meminta siswanya untuk presentasi, tentunya akan sedikit membosankan jika satu anak didepan menerangkan dan lainnya  mereka berdiri didepan dng hasil presentasi dan temannya mendengarkan.Â
Hal tersebut dapat diganti dengan galeri berjalan, seperti siswa menempelkan hasil presentasinya didinding kelas seakan memamerkan hasil seni mereka disebuah galeri seni, setiap hasil karya diberi nomor dan anak-anak berkeliling dari hasil karya satu ke yang lainnya, mempelajari dan memberikan komentar secara tertulis dan pada kertas yang sudah disediakan.
selain harus aktif saat jam pelajaran siswa juga harus aktif saat istirahat, Di Finlandia dianjurkan selama jam istirahat siswa sebaiknya melakukan aneka kegiatan fisik diluar (seperti bermain, lari dll), walau ada juga yang menghasbiskan waktu istirahat didalam ruangan dengan melakukan aktifitas yang lain, seperti membaca buku, atau sekedar mengobrol dengan sahabat.
Yang terpenting adalah bukan jumlah jam mengajar tapi kualitas mengajar. Dan membuat siswa kita kembali focus adalah hal yang penting.
3. Recharge Sepulang Sekolah
Fokus, mungkin itu yang dapat saya simpulkan dari point ini. Ketika ditempat kerja kita harus focus dengan pekerjaan, dan tidak membawa masalah pekerjaan kerumah. Sehingga ketika sampai di rumah kita dapat me recharge diri dengan kegiatan positif lain atau sekedar bersantai dengan keluarga.
Guru di Finlandia terbiasa pulang beberapa menit setelah kelas berakhir, mereka membatasi jam kerja karena mereka tahu betapa pentingnya meninggalkan tempat kerja untuk mengisi ulang (recharge) dalam rangka untuk tetap kuat menjadi seorang guru.
4. Menyederhanakan ruang
Mantra "sedikit itu banyak", di Finlandia itu dibuktikan dengan desain orang Finlandia yang minimalis namun tetap elegan. Ruang Kelas yang dibuat sederhana dengan meminimalkan tempelan karya siswa. Tapi bukan berarti tidak ada tempelan, dinding kelas memancarkan kualitas dari para siswa. Para siswa diminta untuk membuat karya terbaiknya sehingga karyanya dapar dipajang.
Waktu adalah hal berharga buat guru. Untuk menempel karya siswa, para guru biasa melibatkan para siswa untuk memajang karya mereka saat jam sekolah. Selain menghemat waktu, hal tersebut juga menjadikan pekerjaan lebih berkualitas dan bermakna.
Menciptakan lingkungan kelas yang sederhana, tenang dan menyenangkan. Sedikit tempelan karya siswa namun berkualitas akan memudahkan siswa untuk tetap focus.
5. Menghirup Udara Segar
Menyadari kualitas udara itu penting. Udara segar tentunya akan membuat kita lebih focus. Maka dari itu ruang kelas sebisa mungkin dijaga kualitas udaranya secara alami, seperti membuka jendela.Â
Banyak sekolah di Finlandia, dimana siswanya diminta untuk ke luar ruangan setiap jam istirahat, hujan tidak dapat dijadikan alasan untuk tetap berada diruangan selama jam istirahat.
Ketika anak-anak terkena cahaya alami, mereka akan menunjukkan performa yang lebih baik dan meminimalkan cahaya buatan.
6. Masuk ke Alam Liar
Bertujuan membuat para siswa berinteraksi dengan alam secara langsung. Membawa para siswa belajar keluar ruangan, dapat dengan berkebun di area sekolah, mengamati tumbuhan atau binatang, Â berjalan-jalan ketaman, menjelajah desa atau hutan atau segala aktivitas lainnya yang membuat mereka dapat berinteraksi langsung dengan alam.Â
Banyak hal baik yang akan mereka dapatkan dengan berinteraksi dengan alam secara langsung. Lebih membuat mereka berfikir kritis, mencintai lingkungan, lebih aktif kegiatan fisik.
To be continued...
Resumenya sampai segitu dulu ya, InsyaAllah nanti dilanjut lagi jika saya sudah menyelesaikan membaca isi bukunya. Salam Literasi.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H