Mohon tunggu...
Miagasela Aprilia
Miagasela Aprilia Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

topik konten favorit ilmu sosbud

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Santri dan Sistem Informasi

15 November 2022   07:13 Diperbarui: 15 November 2022   07:30 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Santri dan Teknologi Informasi

Dapat kita lihat dari perkembangan teknologi sekarang, hendaklah kita sebagai  santri mengenal teknologi? Sebagaimana yang dapat kita ketahui bahwa teknologi menjadi sarana untuk menyediakan barang-barang yang dibutuhkan bagi kelangsungan hidup manusia. Teknologi juga memiliki manfaat pada setiap bidang yang berbeda. Penggunaan gadget di Indonesia meningkat, sampai setiap anak kecil telah memiliki gadget. Dilihat dari kondisi tersebut, peran orang tua sangat diperlukan agar anak - anak mereka dalam menggunakan gadget dengan sewajarnya saja. Dengan adanya pengawasan yang baik dari orang tua, dampak buruk yang ditimbulkan dari penggunaan gadget dapat terkurangi.

Perlu diketahui juga bahwa penggunaan gadget dapat menimbulkan seseorang memiliki sifat syirik. Mengapa begitu? Karena sifat syirik muncul saat seseorang senang terhadap sesuatu hal, spertinya ia akan diperbudak oleh hal tersebut. Dimulai dari hal kecil, umumnya ketika bangun tidur hal yang pertama dicari adalah gadget, mereka melupakan hal membaca doa bangun dari tidur, seolah-olah gadget itu sesuatu yang paling berharga di dunia. Pernyataan tersebut adalah sebuah fakta, yang tanpa sadar  sebagian orang mereka telah menuhankan gadget. Selama 24 jam gadget telah menjadi sahabat mereka, bukan hanya hal positif yang mereka dapatkan, namun juga dengan ada hal negatif yang menimbulkan kelalaian terhadap shalat yang telah menjadi kewajiban seorang hamba sampai terlupakan. Membandingkan gadget  dengan benda lain, semisal tasbih. Pada saat perjalanan mungkin pernah lupa membawa tasbih, namun respon sikap kita biasa saja dan tidak mencoba berusaha untuk kembali mengambilnya. Melainkan dengan gadget, pasti kita akan berusaha untuk mengambilnya.

Dalam pendidikan pesantren gadget pun berperan penting dalam proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Para santri telah menjadi sosok figur bagi masyarakat Indonesia, bukan hanya dikenal sebagai guru spiritual, santri menjadi seseorang yang sangat peduli dengan lingkungan masyarakat sekitarnya.

Pesatnya perkembangan teknologi membuat pesantren tidak bisa lagi membendung masuknya teknologi dalam dunia pesantren. Santri zaman sekarang sudah mulai melek akan informasi, namun masih banyak juga yang belum paham betul tentang kemajuan informasi, sehingga penggunaan teknologi Informasi untuk perkembangan ilmu pengetahuan masih sedikit.

Teknologi sendiri memiliki dampak positif dan dampak negatif,  dampak positif diantaranya yaitu penggunaan gadget bagi santri yaitu meningkatkan kesatuan dan juga solidaritas sesama santri, memudahkan kegiatan belajar mengajar di pondok pesantren, memudahkan santri mencari informasi di era digital. Sedangkan dampak negatif dari penggunaannya yaitu akan melahirkan kepribadian yang membenci, kurangnya komunikasi antar santri, tidak mematuhi perintah pesantren, kurangya kepercayaan santri pada pengasuh, dan kurangnya minat baca santri terhadap kitab-kitab klasik.

Seperti yang kita ketahui, Nabi SAW mengungkapkan "Jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah kehancurannya". Hal tersebut dapat diambil makna yaitu bahwa sesuatu yang dipegang oleh orang yang belum siap menerimanya, maka orang itu akan hancur atau rusak. Sama halnya ketika seorang santri yang belum mapan ilmunya diberikan sebuah gadget hal tersebut akan melahirkan sebuah kepribadian buruk yang dapat merusak akhlak dan pikiran para santri.

Hendaknya kita sebagai santri terbuka dan kritis pada saat yang bersamaan terhadap adanya teknologi baru. Terutama teknologi informasi yang mendominasi penemuan di abad ke - 21 ini.Santri harus tetap kritis agar tidak menjadi korban dari limbah - limbah modernisasi.

Santri harus kompeten, profesional,  dan memiliki skala prioritas dalam mengevaluasi masalah apa yang perlu diperdebatkan dan mana yang tidak, agar santri tidak menjadi bahan tertawaan oleh dunia luar pesantren. Santri harus meminta pertimbangan pakar sebelum memutuskan pantaskah isu hukum dari salah satu
produk modern diprioritaskan untuk dibahas.
memaknai modern dengan benar. Istilah modern sama baik dan buruknya dengan istilah salaf (tradisional). Ada negatif dan positifnya. Maka, bagi santribyang ingin memposisikan diri sebagai "modern" hendaknya tidak serta merta merangkul
segala produk modern dan membuta agar tidak dibilang "kuno" . Begitu juga sebaliknya. Semua harus berdasarkan pada nilai nyata dari sebuah produk. Agar santri tidak menjadi korban dari sampah modernitas. Dengan pola pokir demikian, insyaallah santri akan selalu di depan menjadi
pelopor kemodernan yang positif dan nahi munkar terhadap kemodernan negatif.

Kemajuan teknologi dan informasi telah membuka ruang baru dalam berdakwah. Oleh karenanya, para santri harus mampu memanfaatkan ruang tersebut sebagai salah satu media dakwah.

Kemajuan teknologi dan informasi juga harus dimanfaatkan untuk mengembangkan keterampilan diri. Mengingat jenis pekerjaan di masa depan sangat berkaitan dengan teknologi dan informasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun