Dear Kompasianer,
Selamat. Tulisan Anda dimuat di lembar Kompasiana Freez, Harian Kompas edisi Kamis besok, 22 September 2011.
Berkenaan dengan itu, kami membutuhkan nomor rekening Anda dan NPWP (jika ada) untuk keperluan transfer honorarium.
Kami tunggu informasinya dalam waktu dekat.
Terima kasih,
Admin Kompasiana
Saya baca lagi kata demi kata yang tertulis disana. Penipuan model baru?
Saya tunjukkan e-mail tersebut ke kakak yang kebetulan sedang cuti dari pekerjaannya di Bangka.
"Ini beneran gak sih?"
"Kirim aja, gak ada salahnya, toh gak dimintain uang"
Hm.. benar juga, kalaupun penipuan saya tinggal lapor ke admin, biar ditelusuri oknumnya. Selesai menekan tombol send, saya berpikir kita lihat saja besok.
Terus terang di tengah maraknya penipuan dengan berbagai modus operandi, saya jadi agak 'parno' bila menerima kabar yang tidak biasa. Selain itu saya baru bergabung sebagai Kompasianer Agustus 2011 ini, dan saya baru menulis 5 kali, jadi ini benar-benar pengalaman pertama saya menerima e-mail dari admin Kompasiana.
Seperti sejak puluhan tahun setiap paginya, Harian Kompas sudah tergeletak di meja teras pagi ini. Seingat saya, semenjak tahu tentang koran, ya hanya harian ini yang selalu ada di rumah. Dulu ketika masih SD, tetangga saya berlangganan koran dengan kartun yang paling terkenal. Setiap pulang sekolah kami beramai-ramai ke rumahnya dan secara bergiliran membaca kartun tersebut. Pernah suatu hari saya terlambat datang, di rumahnya sudah penuh orang, saya menghitung giliran yang masih lama sekali. Kemudian saya berlari pulang dan merengek kepada ibu, untuk merayu ayah agar mengganti langganan korannya. Anehnya saya sama sekali tidak ingat apa jawaban ibu waktu itu, yang jelas sampai hari ini koran di rumah tetap tidak berubah.