"Mau kopi, Â Mbak?" sebuah tanya mengagetkan lamunanku. Pemuda berjaket kulit menawarkan kopi botol ke arahku.
"Terimakasih." Kutolak tawarannya dengan senyum dingin. Aku tak akan pernah menggantikan kopinya dengan kopi siapapun saat ini dan entah sampai kapan.[]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!