Doktor Sainul mengatakan bahwa, kemampuan bertutur akan menentukan tulisan yang sistematis. Pendapat ini bukan isapan jempol, karena beliau sudah menerapkan pada diri Nauka sejak kelas 5 SD terbiasa memberikan semacam tagihan tugas rutin sepulang sekolah. Kebiasaan menceritakan kembali aktivitas selama perjalanan yang dilalui sepanjang hari membuat Nauka semakin terampil berbicara.
Ayah sang terapis tanpa lelah memberikan gemblengannya, mulai menulis satu pargrap, tagihan tulisan 500 kata hingga porsinya ditambah secara bertahap. Sejak itulah Nauka terus belajar membuat tulisan berdasarkan tagihan dari Sang Ayah. Perjalanan sekolah yang jauh, dan komunikasi dinamis antara anak danayah akhirnya menjadikan Nauka anak yang mempunyai kecakapan literasi yang matang. Â
Untuk menjadi literat memerlukan proses yang panjang tidak didapat dari cara yang instan. Pembelajaran Nauka adalah salah satu kerasnya berproses dari sosok Ayah, orang tua dalam peranannya sebagai kepala literasi keluarga terlepas dari jabatan beliau sebagai dosen di salah satu kampus ternama di Banjarmasin. Meskipun sang doktor awalnya pesimis dengan kondisi putrinya yang mengalami keterlambatan berbicara karena Nauka dibesarkan di lingkungan perumahan yang notabene ada sekat-sekat sosial sehingga jarang sekali bertemu antara satu dengan lainnya.
Berbicara literasi tidak hanya berbicara serangkaian teori-teori kepenulisan, akan tetapi literasi adalah sebuah panggilan yang berangkat dari pembiasaan- pembiasaan yang lahir dari proses berlatih dan akhirnya bisa disebut mahir. Akhirnya, literasi bukanlah hanya semboyan tetapi terus bergerak, berproses dari latihan dan pembiasaan yang keras. Keberhasilan? biarkan proses yang berbicara hasil hanya soal waktu. Tak ada penulis yang hebat lahir dari cangkang kebodohan, dan tak ada karya yang tercipta karena diri tak suka membaca. Menulis adalah panggilan jiwa, kesepakatan-kesepakatan untuk menaklukan rasa malas. Salam literasi Mia Ismed
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H