Di sepanjang trotoar kota tua
Wanita bergincu manja dibesarkan di antara debu dan aspal senggama
Di bilikbilik nafsu adukan segala cerita
Ini bukan karena buta moral atau tak beragama saudara
Malam terlalu dini mengenal bilikku yang terus merintih
Angin di luarpun menatapku siri dengan perkawinan yang hanya tinggal kenangan
“Cukup tujuh ribu limaratus saja Tuan, kumemulai pesakitan ini”
Akan kubawa tuan ke taman-taman surga
Kucoba merayu hati tuan dan akupun pura-pura tergoda
Gemintang terlalu cemburu pada wajahku dengan gincu merah jambu
Di antara ranjang dengan selimut kedodoran
Kucumbui bayang semu yang menantang kuperdagangkan
“Jangan bilang siapa-siapa” kata Tuan berbisik padaku
“Aku lupa bawa uang barang seribu”
“Esok atau lusa ketika kudatang ke kota ini akan kubayar lunas hutangku untukmu
si merah jambu”
“Entah ini bagian dari cinta atau rindu”
Tuan pergi dengan tangan lenggana
Malam begitu dingin hingga tulang
Gemintang tertawa kembali
Gincuku luntur terkuras habis dalam semalam
Kersik Putih, 29 April 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H