Mohon tunggu...
mhsantosa
mhsantosa Mohon Tunggu... Penulis - Belajar sepanjang hayat...

Belajar sepanjang hayat...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kak, Gede Pasti Dapat Beasiswa!

2 Juli 2015   20:00 Diperbarui: 2 Juli 2015   20:13 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya sedang menunggu seorang kawan lama sore itu. Hari cukup panas, ruangan kantor saya sudah terasa seperti oven karena banyaknya jendela tak bisa dibuka. Untunglah AC kecil masih bisa hidup dan mendinginkan kulit ini. Tepat pukul 4 sore, saya melihat Pak Nyoman – nama kawan saya ini – datang. Ia masih berpakaian dinas polisi lengkap. Saya tak tahu apa jabatan saat ini. Terakhir, saya tahu ia Wakapolres.

Dengan tersenyum saya membuka pintu dan mempersilahkannya duduk. Kami mulai saling menanyakan kondisi dan kegiatan masing-masing. Sampai akhirnya ia berkata kalau Gede, anaknya ingin bertemu. Ia baru saja selesai sarjana dan ingin tahu tentang beasiswa.

Saya lihat ia anak muda dengan kulit cerah, rambut sedikit ikal. Matanya sedikit berbinar. Sedikit tentang mata, saya biasanya suka menatap orang ketika berbicara. Dari mata, saya bisa tahu bagaimana seseorang itu. Orang yang jujur misalnya akan tak perlu malu bertatapan. Dari binar mata, saya bisa cepat paham apakah lawan bicara saya antusias atau tidak.

Ia kemudian berkata, “Halo Kak, saya sering dengar tentang Kakak, penuh cerita kejutan, penuh model akan aksi nyata, penuh inspirasi.”

Saya hanya tersenyum. Saya tak tahu harus berkata apa.

Saya tanya Gede, “Kata Bapak, Gede sudah selesai kuliah ya? Jurusan apa?”

“Ekonomi Kak, tapi saya juga ambil Bahasa Inggris.”

“Wah, bagus itu. Salah satu kombinasi penting jaman sekarang,” saya menyemangatinya.

“Makasi, Kak,” sahutnya tersenyum.

Saya kemudian mulai menyelami apa keinginannya, apa kendalanya dan potensi apa yang ia miliki untuk bisa mencapai yang dia inginkan. Saya tambahkan dengan pengalaman dan cerita akan perspektif ‘berbeda’ yang bisa jadi, out of the box. Bahwa pilihannya tepat, bahwa jika ia memang benar-benar ingin studi, ia harus mulai membangun mimpi itu.

Saya berikan lagi kutipan yang saya sering sampaikan di hadapan komunitas pejuang pemberani beasiswa, “If your dream doesn’t scare you, it is not big enough.”

Ia tercenung. “Benar juga ya Kak,” sahutnya.

Saya sampaikan cara dan strategi mencari informasi beasiswa. Saya beritahu bagaimana menulis dan berhasil. Saya tipe yang tak peduli latar belakang apapun. Yang saya lihat adalah orang yang mau maju, tak peduli siapa dia. Tak memandang personalnya, dengan demikian saya bisa bebas bersikap dan bertindak dalam menyikapi sesuatu.

Gede semakin berbinar. Ia yang semula masih belum yakin; masih belum tahu apa dan bagaimana, seakan mendapatkan arah dan suntikan semangat. Meski ini awal, bukankah ‘A journey of a thousand miles begins with a single step?’ Dan bukankah ‘We have to take the first step with faith?’

Dengan mata berbinar lebih dari sebelumnya, ia menyalami saya, “Kak, Gede Pasti Dapat Beasiswa!”

Tulisan ini sebelumnya ada disini. Terima kasih :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun