Mohon tunggu...
Moh. Heru Sunarko
Moh. Heru Sunarko Mohon Tunggu... Guru - Manusia Kusut

Moh. Heru Sunarko, lahir di Pekalongan pada 5 Mei 1998. Beralamat di Desa Kayugeritan Karanganyar Kabupaten Pekalongan. Menempuh pendidikan formal di TK PGRI Kayugeritan, SDN 1 Kayugeritan, SMPN 1 Wonopringgo, dan SMAN 1 Bojong. Merupakan lulusan S1 PAI IAIN Pekalongan (Sekarang UIN Gus Dur) tahun 2020 dan saat ini sedang menempuh studi S2 di kampus yang sama. Menjadi penulis bukanlah tujuannya sejak awal, mengingat tidak memiliki keahlian menulis dan pengetahuan tentang ilmu bahasa. Hanya hobi menuliskan apa yang menjadi inspirasi untuk berbagi dan bermanfaat dengan melalui coretan di blog portalplus62.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Efektifitas Sistem Daring dalam Dunia Pendidikan

1 Juni 2020   02:52 Diperbarui: 1 Juni 2020   03:52 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kehidupan manusia telah memasuki era revolusi industri ke-empat (4.0). Era kecanggihan teknologi yang berkembang sangat pesat.  Segala sesuatu dapat diakses dengan mudah lewat teknologi dan jaringan.  Berbeda dengan era-era sebelumnya. Revolusi industri pertama dengan ditemukannya penggunaan mesin uap. Revolusi industri ke-dua dengan ditemukannya listrik dan mesin berjalan. Revolusi industri ke-tiga sudah mulai berkembang penggunaan komputer dan robot. Seiring berjalannya waktu kehidupan semakin maju dan bergerak dengan sangat cepat. Globalisasi sudah sulit untuk dibendung. Manusia diharuskan mampu memaksimalkan setiap sudut kehidupan.

Dunia pendidikan merupakan salah satu bagian yang sangat terdampak dari adanya era globalisasi. Segala aspek pendidikan mulai menampakkan kebutuhannya akan era penuh dengan kecanggihan teknologi ini. Sistem pendidikan yang ada harus mampu mengikuti dan beradaptasi dengan kecanggihan teknologi. Mulai dari lembaga pendidikannya, guru, maupun peserta didik.

Proses belajar mengajar adalah bagian yang paling tersentuh. Guru dituntut dapat menggunakan teknologi untuk kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Seperti laptop, LCD, Proyektor, jaringan dan lain sebagainya. Seringkali masih banyak ditemui guru yang gaptek dalam mengoperasikan alat tersebut. Kalah dengan peserta didiknya.  

Adanya kecanggihan teknologi juga tidak dimaksimalkan oleh peserta didik. Kebanyak peserta didik menggunakannya untuk kegiatan hiburan dan sekedar sebagai alat komunikasi. Negatifnya digunakan untuk melihat konten-konten pornografi. Seharusnya kecanggihan teknologi dapat dimaksimalkan oleh peserta didik untuk mencari referensi bahan belajar maupun untuk berdiskusi guna menambah pengetahuan.

Sistem pembelajaran daring merupakan  hasil dari era globalisasi. Proses pembelajaran jarak jauh tanpa adanya tatap muka langsung antar guru dan peserta didik.  Sistem pembelajaran daring sudah ada sejak lama sebelum adannya pandemi covid-19 ini pun sudah banyak guru yang menerapkannya. Imbas dari era globalisasi segala sesuatu dapat dikerjakan dengan mudah dan sangat cepat.

Sistem pembelajaran daring banyak dikeluhkan terkait keefektifannya. Dikalangan mahasiswa terutama, banyak yang mengeluh dan mempertanyakan hasil dari sistem pembelajaran daring yang dianggap tidak efektif dalam sebuah pembelajaran. Entah dari dosen yang belum mampu mengaplikasikannya karena kegaptekan tadi atau mahasiswanya sendiri yang belum mampu menyerap materi yang telah disampaikan.

Sebagai sebuah sistem, Zaenal Mustakim menguraikan tujuh komponen pembelajaran yang terbagi menjadi dua, yaitu komponen utama dan komponen pendukung. Komponen utama terdiri dari tujuan pembelajaran, bahan ajar (materi), guru, dan peserta didik. Komponen pendukung mencakup metode, alat, dan evaluasi pembelajaran (Zaenal Mustakim: 2017) . Dapat diketahui bahwa teknologi (alat) hanya merupakan komponen pendukung dalam proses pembelajaran. Penting dalam proses belajar mengajar yang harus selalu ada yaitu empat komponen utama. Tujuan adanya pembelajaran, bahan ajar untuk pembelajaran, guru sebagai pembimbing, dan peserta didik sebagai penerima pembelajaran.  

Kaitannya dengan menuntut ilmu lewat sekolah maupun kampus juga tergantung dari penuntut ilmu itu sendiri. Mau berusaha atau tidak. Namun guru juga memiliki tanggung jawab yang besar sebagai pendidik. Guru mampu atau tidak memberikan pembelajaran kepada peserta didiknya. Maka dari itu guru dan peserta didik juga sama-sama harus belajar (Paulo Freire: 2015). Agar tercipta proses belajar mengajar yang baik dan benar sesuai dengan tujuan pendidikan yang terdapat dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.

Sistem pembelajaran daring tidak perlu lagi diperdebatkan karena harusnya sudah menjadi pekerjaan rumah pemerintah pusat yang harus segera diselesaikan mengingat kehidupan yang sudah semakin maju. Menurut Abuddin Nata, munculnya berbagai kecenderungan dalam era globalisasi  adalah merupakan tantangan dan sekaligus menjadi peluang jika mampu dihadapi dan dipecahkan dengan arif dan bijaksana, yaitu dengan cara merumuskan kembali berbagai komponen pendidikan seperti visi, misi, tujuan, kurikulum, proses belajar mengajar, dan sebagainya (Abuddin Nata: 2012).

Efektifnya suatu pembelajaran tidak bisa dipandang dalam satu sudut pandang saja. Karena dunia pendidikan sangatlah luas. Ciptakanlah suasana belajar yang sesuai dengan kebutuhan. Musyawarahkan dengan guru atau dosen yang mengampu jika terjadi problem belajar. Jika solusi belajar itu baik dan dibutuhkan, kenapa tidak?

Daftar Pustaka:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun