Mohon tunggu...
MUHAMMAD REZA SETIAWAN
MUHAMMAD REZA SETIAWAN Mohon Tunggu... Mahasiswa - forester I practitioners I learners I reader I traveller I adventurer !

Jalanmu mungkin tidak cepat namun percayalah rencana Allah selalu tepat! Sabar, ikhlas, ikhtiar. ~ Sajak Salaf

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Artikel Utama

Secuil Cerita Data Desa Presisi dari Desa Melinggih Kelod, Gianyar

17 Maret 2024   00:18 Diperbarui: 20 Maret 2024   09:15 711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di tengah arus perkembangan zaman, adat dan budaya masyarakat Bali khususnya Desa Melinggih Kelod masih terjaga dan terawat dengan baik.

Supervisor Sosial, dan Kolaborasi Pemangku Desa

Pendampingan Teknis Enumerator Br. Tibekauh (Dok. Pribadi)
Pendampingan Teknis Enumerator Br. Tibekauh (Dok. Pribadi)
Berkaca pada pengalaman DDP Desa Melinggih Kelod Gianyar kemarin, supervisor sosial memiliki peran dan tanggung jawab besar dalam memastikan pihak-pihak yang terlibat dapat mengetahui, memahami, menyebarkan dan mengimplementasikan DDP—khususnya para enumerator yang bertanggungjawab menghasilkan data di lapangan. 

Supervisor sosial bersentuhan langsung dengan “obyek” pembangunan. Setidaknya supervisor sosial perlu memiliki tiga komponen penting, yaitu (1) dedikasi, (2) skill komunikasi, dan (3) problem solving.

Pertama, dedikasi merupakan hal yang tidak semua orang punya. Dedikasi merupakan pengorbanan yang dilakukan baik tenaga, pikiran, dan waktu demi keberhasilan kegiatan. 

Supervisor sosial memiliki dedikasi yang tinggi maka akan berpengaruh terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan untuk menyelesaikan pekerjaannya (DDP) di lapangan. Dedikasi juga akan melahirkan komitmen, rasa tanggungjawab, solidaritas tim, dan disiplin (integritas).

Kedua, skill komunikasi penting karena menghadapi karakteristik enum (masyarakat) yang beragam—meski berasal dari etnik yang sama, keragaman karakteristik itu juga diikuti dengan berbagai tantangan “perilaku individu” pada masing-masing enum. 

Setidaknya ada dua tantangan yang kerap muncul, yaitu: (1) internal, yaitu kemampuan enum memahami dan kemampuannya dalam bekerja di lapangan, dan (2) eksternal, yaitu teknologi yang digunakan, penggunaan alat komunikasi dan aplikasi “software” sebagai alat penginfutan seringkali menjadi kendala teknis. Untuk itu, perlu adanya keterampilan berkomunikasi yang baik untuk mengatasi tantangan tersebut.

Ketiga, “problem solving” atau pemecahan masalah, hal ini penting selain untuk menjawab tantangan yang telah dijelaskan di atas, juga dalam menyelesaikan tantangan lainnya seperti komunikasi dan koordinasi, dan kendala teknis lainnya. Untuk itu, kemampuan “problem solving” penting dimiliki oleh supervisor sosial.

***

Di samping itu, DDP sangat dipengaruhi oleh kerja sama dan kolaborasi antar pemangku kepentingan, yakni peranan perbekel atau “kepala desa”, para kelihan banjar atau “kepala dusun”, ibu-ibu desa (PKK dan kader posyandu), dan kaum muda desa yang bertugas sebagai enumerator menjadi faktor pendorong utama keberhasilan program Data Desa Presisi khususnya di Desa Melinggih Kelod.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun